Page 95 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 95

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                 percakapan dengan kata-kata yang memilukan. Dengan lirih
                 ia berkata bahwa ia merasa umurnya tidak akan panjang. Dan,
                 sejak itu, aku selalu mengingat ia kerap berkata: ia percaya
                 umurnya tak akan panjang lagi sebab Rico telah jadi kelewat
                 nakal. “Chat, anakmu membuat kaku hatiku.” Ia tidak pernah
                 menyebutku anaknya. Selalu “anakmu” kepada ayah.
                    aku memang bukan hanya selalu berdebat dengan Ibu se-
                 ka rang. aku bahkan mulai terlibat perkelahian antar kelom-
                 pok. aku juga mulai mengerahkan anak asrama tatkala aku
                 bermusuhan dengan orang yang sewenang-wenang. Teman-
                 teman  tangsi  pernah  melempari  SD  andreas  dengan  batu
                 ka rena  anak  kelas  4  mengeroyokku.  Kami  pernah  melaku-
                 kan penyerbuan pada bioskop yang penjaganya melempar si
                 Untung karena mencoba masuk tanpa karcis. Sejak itu kami
                 malah jadi bisa nonton gratis. Kami juga pernah menyerang
                 se orang toke yang menipu kami soal layang-layang. Sejauh ini
                 aku memang hanya menggunakan persaudaraan korps tangsi
                 un tuk membalas ketidakadilan. Tapi, agaknya, ayah-ibuku pa-
                 ham bahwa kekuasaan dan kekerasan tidak akan tahu batas
                 dengan sendirinya. Mereka mulai cemas akan pengaruh adat
                 anak-kolong terhadap diriku. apalagi, perkembanganku mem-
                 buat istrinya percaya bahwa umurnya akan jadi pendek; ayah
                 lalu  berupaya  mendapatkan  rumah  dinas  baru  yang  lebih
                 privat. Ibu berdoa agar kami mendapatkan tempat tinggal di
                 mana Rico bisa memanjat pohon dan menikmati buahnya.
                    Doanya terjawab. ayahku tiba-tiba mendapatkan jabatan
                 di  Pusat  Koperasi  angkatan  Darat.  Pada  usiaku  kesepuluh,
                 kami  pindah  ke  tempat  baru.  Sebuah  rumah  yang  halaman
                 luasnya dipakai untuk memarkir truk-truk PUSKOPaD. Dan di
                 sana ada dua pohon yang memenuhi doa Ibu, jambu kelutuk


                                                                          89



       Enrico_koreksi2.indd   89                                      1/24/12   3:03:53 PM
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100