Page 93 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 93
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
pakai kapas yang telah dicelup dengan air yang berwarna
ungu karena dibubuhi kalium permanganat. aku ingat nama
obat-obatan karena aku biasa merawat ibuku juga. Cara ibu
mengoret borokku lebih kejam daripada ayam mematuk bisul.
Dan ayam melakukannya tanpa mengomel.
Suatu hari si Untung kena bisul yang tak pecah-pecah.
Entah kenapa hari itu tidak ada yang mau menyumbangkan
sesendok beras pun. anak-anak juga percaya bahwa ayahku
adalah orang kaya nomer dua di asrama kami. Maka mereka
menyuruh aku menyediakan nasi atau beras, serta ayam,
untuk operasi bisul si Untung. aku mengambil beras tanpa izin
ibuku, dan kami membikin keributan di dekat kandang ayam.
Rupanya Ibu sangat marah dengan kelakuanku. Mung-
kinkah ia tahu bahwa dulu aku meminjamkan ayam-ayam nya
untuk “inisiasi embot ayam”? Begitu masuk rumah, Ibu telah
me nyambutku dengan sapu lidi di tangan. aku tidak ingin
lari keluar sebab teman-temanku akan menertawakan aku.
akhirnya aku lari ke kolong ranjang. Ibuku agaknya sangat
geram. Ia membungkuk untuk meraihku. aku bersembunyi
semakin ke sudut. Ibu berteriak marah sambil semakin
membungkuk.
Tiba-tiba dari antara kakinya aku lihat darah menetes...
87
Enrico_koreksi2.indd 87 1/24/12 3:03:53 PM