Page 94 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 94

Hari Kiamat










               aKU PUn tahu bahwa aku tidak akan pernah punya adik lagi.
               Malam itu, meskipun Ibu “mengalami perdarahan” (istilah ini
               kutahu belakangan), ayah tidak membela siapapun.
                   “Untuk  apa  kamu  marah-marah  seperti  itu?”  kata  ayah
               kepada Ibu. “Rico itu anak kamu satu-satunya.”
                   Ibuku  diam  saja.  Ini  di  luar  kebiasaannya.  Jarang  ibuku
               mau mengalah dalam perdebatan. Maka aku tahu bahwa ka li-
               mat ayah tidak hanya bicara tentang hari ini. Ibuku tidak bisa
               punya  anak  lagi.  awalnya  aku  senang  karena  merasa  ayah
               mem  belaku—padahal  yang  dilakukan  ayah  semata-mata  ti-
               dak membela Ibu. Tapi ayah segera menasihati aku sehingga
               aku  merasa  bahwa  sesuatu  yang  tidak  menyenangkan  se-
               dang terjadi. Malam itu menyedihkan. Sebab ibuku menutup







       Enrico_koreksi2.indd   88                                      1/24/12   3:03:53 PM
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99