Page 181 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 181
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
kucing. Kucing di TUK belum lama melahirkan. Tapi, anak-
anaknya diadopsi semua oleh si X. akibat kehilangan bayi-
bayi untuk disusui, si induk gelisah dan teteknya bengkak ke-
penuhan air susu. apa yang bisa dilakukan? Kuusulkan agar
dia memijat-mijat tetek si kucing agar air susunya keluar dan
ia tidak tegang lagi. aku senang karena aku bisa menjawab
pertanyaannya dengan bagus, seperti ia dulu menjawab aku.
Begitulah percakapan pembuka kami.
Sekarang adalah tujuan sebenarnya.
“aku perlu bikin foto nude,” katanya. “Bisakah kamu mem-
bantu?”
Kupikir mukaku merona ketika itu. Untunglah ini per ca-
kapan telepon sehingga ia tidak bisa melihat wajahku. Mem -
bikin foto telanjang si a, yang sudah dua tahun ini hanya ku-
pandang-pandangi dari jauh...
“Tapi bukan foto sensual atau erotis,” katanya lagi.
aku mencoba menekan rasa senangku dan menghadir kan
diriku yang fotografer profesional dan pekerja seni.
Esoknya kami bertemu di kedai di TUK. Ia hendak mene-
rangkan apa yang dia maksud sambil menunjukkan sketsa-
sketsanya kepadaku. aku berdebar-debar sesungguhnya. Tapi
aku pernah mendengar dari seorang jurufoto fauna, guru ku
yang tinggal di Bogor itu, bahwa hal yang paling harus di-
hindari seorang fotografer adalah debar-debar kesenangan
jika harimau atau kuda liar yang kau incar bakal memasuki
lensa. Detak jantungmu akan terasa oleh calon mangsa se-
hingga mereka mengendus energi pemburu lalu melarikan
diri. Seorang fotografer harus bisa mengendalikan detak
jan tungnya—padahal konon aku punya kelainan jantung
bawaan.
175
Enrico_koreksi2.indd 175 1/24/12 3:03:56 PM