Page 178 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 178

a yu Utami

               hubungan kami tidak berkembang seperti yang ia harapkan.
               Ia bahkan sama sekali tidak menjengukku waktu sakit. aku
               betul-betul jomblo pada hari istimewaku.
                   Tapi  sudah  sebulan  aku  mendekam  di  rumah  karena
               meriang yang tak jelas alasannya. lebih lama lagi aku akan
               mati bosan. aku harus cari angin. Kuputuskan untuk ke dok-
               ter gigi langgananku, sebab ia cantik. aku telah menyikat dan
               membenangi  gigiku  bersih-bersih  agar  ia  terkesan.  Tapi  ia
               sedang terburu-buru. Kuputuskan untuk jajan mi goreng—ma-

               kanan yang dianggap istimewa oleh ayah dan ibuku se  hing ga
               selalu ada dalam perayaan (ah, kami selalu makan mi goreng
               di malam tahun baru, dan kami selalu merayakan tahun baru
               sebab itulah satu-satunya yang bisa dirayakan jika kau tidak
               memperingati ulang tahun atau hari natal). Tapi kedai yang
               kukunjungi,  sial  betul,  sudah  mengganti  jurumasak nya.  Mi
               itu begitu anyep, ayamnya pasti dicemplungkan sebe lum air
               mendidih sehingga berbau, seolah makanan ini dimasak oleh
               koki yang paling bodoh sedunia. Betapa sial diriku malam itu.
                   ada  satu  harapan.  ada  sebuah  tempat  asyik—dengan
               galeri, kedai, dan teater—yang dibuka sekitar tiga tahun lalu.
               nama   nya Teater Utan Kayu, TUK, terletak di salah satu sudut
               jalan  Utan  Kayu.  Kawan-kawanku  para  pelukis  sudah  bebe-
               rapa pameran di sana. Teaternya juga kecil, dengan lantai kayu
               yang bagus, dan menyediakan pementasan serta diskusi yang
               alternatif dan menarik. Jika tak ada pertunjukan pun, biasanya
               ada beberapa wartawan, aktivis, dan seniman yang nongkrong
               di kedainya, sehingga orang yang sedang kesepian seperti aku
               bisa mampir dan nimbrung begitu saja. lagi pula, di sana ada
               satu cewek yang menyenangkan untuk dilihat; syukur-syukur,




           172



       Enrico_koreksi2.indd   172                                     1/24/12   3:03:56 PM
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183