Page 175 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 175
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
pada kita bahwa mereka ingin agar kita menjadi ayah bagi
anak-anaknya, seolah-olah itu adalah sebuah kehormatan
bagi kita. Sebaliknya, aku jadi sangat takut dan segera ingin
se ce patnya membebaskan diri jika cewekku mulai mengigau
begitu.
lagipula, aku tidak disunat. Kalau aku tidur nyenyak, bisa
saja cewekku menemukan fakta itu dan jadi terkejut. Kau
tahu, banyak perempuan Indonesia, meskipun mereka suka
juga tidur dengan lelaki yang bukan suami, tapi mereka jadi
salah tingkah bahkan ill feel kalau tahu bahwa seling kuhan
atau gebetannya tidak bersunat. Mereka membicarakan ku lup
seperti membicarakan daging babi. Jadi, untuk amannya, aku
tidak membiarkan mereka tahu. Itu artinya aku tidak boleh
berada dalam keadaan tidur. Pendek kata, sebisa mungkin
aku tidak tidur betulan bersama perempuanku. atau, jika
ia menginap, aku akan tidur dengan tetap pakai celana. aku
selalu dalam keadaan waspada.
Tapi kini... Sepulangku dari makam ayah, Ibu, dan Sanda,
dalam demam dan mimpi-mimpi sakit panas ini, aku meng-
inginkan seseorang yang tak perlu kuwaspadai. Seseorang
yang mengisi kekosongan mengerikan yang kini meruyak
dalam diriku.
aku tidak pernah mengalami perasaan ini sebelum nya:
kerinduan pada perempuan tanpa membayangkan wujud nya.
Semacam kerinduan spiritual, tapi tak tepat betul. apalagi aku
tidak suka segala yang spiritual. Kerinduanku kali ini sa ngat
berbeda dari yang sebelumnya. Dulu, setiap kali aku meng-
inginkan perempuan, aku punya bayangan visual tentang me-
reka. Wajah mereka tak perlu eksplisit betul. Tapi tubuh liat
dan posisi mereka sangat nyata dalam khayalanku.
169
Enrico_koreksi2.indd 169 1/24/12 3:03:56 PM