Page 172 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 172
Merindu Kekasih
MIMPI-MIMPI SAkIT panas ganti-berganti seperti saluran
televisi yang kacau. aku berpindah dari satu ke lain adegan
intensitas tinggi. Melewati lorong. lorong yang menekan
dan menakutkan. Tembok-tembok sempit tak rata, terbuat
dari adonan kapur, gabah, dan tahi sapi yang telah mengerak,
penuh dengan anak tikus yang hendak menuntut balas. Tahi
dan cipratan minuman ayam menetes-netes seperti di dalam
goa... gorong-gorong di bawah jalan. Ujungnya tak memberi
harapan dan dindingnya yang berlumut mengeluarkan bunyi
detak jantung... Kukayuh sepedaku di antara kendaraan-
kendaraan besar. Tapi mengapa sepeda ini begitu jangkung,
lebih tinggi dari segala truk yang ada di jalan itu, sepeda ini
setinggi tiang listrik dan kakiku begitu mungil, tak mencapai
Enrico_koreksi2.indd 166 1/24/12 3:03:56 PM