Page 48 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 48

a yu Utami

               dobel hingga jadi sangat kuat. Ibu juga membawa keranjang
               belanjanya, yang terbuat dari anyaman plastik sekeras rotan.
               Sebagai  laki-laki,  dengan  bangga  aku  akan  membawakan
               se gala  yang  berat-berat:  kelapa,  yang  di  masa  itu  dibeli  se-
               butir, biasanya utuh dengan airnya; kacang hijau, kacang me-
               rah,  kedelai,  dan  bebijian  yang  lain;  gula  pasir,  gula  merah;
               buah-buahan...  pokoknya  segala  yang  berat.  Semakin  berat
               bawaanku, semakin aku merasa jadi laki-laki.
                   “Sini, May! aku bawakan!” aku senang sekali mengatakan
               itu.
                   Yang ringan dan ringkih masuk ke dalam keranjang ibuku:
               sayur-sayuran,  teri,  ikan,  daging.  Kami  tak  pernah  membeli
               telur,  sebab  kami  memiliki  ayam  dan  bebek,  yang  tiap  hari
               ku  gembalakan,  yang  menghasilkan  telur  lebih  dari  cukup
               untuk diri kami sendiri. Setiap kali membeli ikan atau daging,
               Ibu minta kepada penjual untuk membungkusnya baik-baik.
               Ibu akan menaruhnya hati-hati dalam keranjang, agar jangan
               sampai kelihatan orang.
                   “Kenapa May?” tanyaku.
                   “Tetangga suka pamer kalau beli daging atau ikan. Pamer
               itu tidak elok,” bisik Ibu.
                   Ya. Ibu-ibu di asrama kami biasa menaruh ikan atau da-
               ging di paling atas isi keranjang. Setelah itu mereka akan ber -
               keliling  dan  mengobrol  kencang-kencang  agar  semua  orang
               tahu bahwa hari itu mereka makan ikan atau daging. Ibuku
               tidak pernah memamerkan apapun. Tapi, tanpa itu pun ia su-
               dah terlalu berbeda dari semua warga tangsi. Dan aku bang-
               ga  bahwa  kekasihku,  ibuku,  adalah  makhluk  istimewa.  aku
               memuja ibuku. aku melayaninya dengan bahagia.
                   Para  penjual  yang  dilanggani  Ibu  selalu  memujiku.


           42



       Enrico_koreksi2.indd   42                                      1/24/12   3:03:52 PM
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53