Page 46 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 46
a yu Utami
atau melorotkan kain, memperlihatkan bokong mereka pada
musuhnya. Jika bisa, kurasa mereka akan kentut juga untuk
menyatakan kebencian. Ibu teman-temanku banyak yang
tak bisa baca-tulis. Ibuku berbahasa Belanda dan mengerti
Jerman serta sedikit Inggris. Ia bisa steno dan mengetik. Dari
majalah-majalah Belanda yang dikumpulkannya, ia belajar
membuat pola dan menjahit segala macam pakaian, memasak
segala macam kue. Dan, lebih dari semua itu, ibuku memakai
rok dan sepatu pantovel!
“Kamu cantik, Cing... Kamu ibu muda. anakmu baru satu,”
kata ayah kepada Ibu.
Ibuku tercenung sebentar, lalu berkata dengan nada sedih,
“anakku pernah dua.”
ayahku, sebelah tangannya memegang tangan Ibu. lalu
ta ngannya yang lain memegang perut Ibu. Ia melakukan nya
dengan lembut dan sendu sekali sehingga aku tiba-tiba me-
rasa cemburu.
aku juga tidak terlalu mengerti. ada yang aneh. Samar-
samar aku tahu aku pernah punya kakak perempuan ber nama
Sanda. Tapi sekarang aku adalah anak tunggal. aku tidak bisa
mengaitkan apa yang terjadi di antara dua hal itu.
40
Enrico_koreksi2.indd 40 1/24/12 3:03:52 PM