Page 105 - oke mutiara kebun sawit
P. 105

NEGERI TUKANG SUAP





                       Hari minggu biasanya aku habiskan di kedai kopi,

               bersama Umar dan Lanang. Kedua sahabatku selalu ada

               dalam setiap libur. Bukan karena kami tak memiliki teman

               lain,  tapi  itu  disebabkan  oleh  tidak  adanya  lawan


               seimbang  saat  main  catur,  hanya  mereka  lawan  yang

               cukup membuat aku kesulitan dalam melindungi raja dari

               kepungan  para  bidak  lainnya.  Pagi  itu  cuaca  begitu

               menarik,  awan  tercipta  dari  bongkahan  gula-gula

               berwarna putih manis seperti sirup rasa leci. Aku sengaja

               datang lebih awal, agar mendapatkan tempat minum kopi

               lebih  nyaman  setelah  itu  disusul  oleh  kedua  kawanku.


               Se-pagi apapun menurut ku, tetap saja orang-orang tua

               itu  datang  lebih  pagi  lagi.  Sepertinya  mereka  tak

               kehabisan  tenaga  untuk  minum  kopi  dan  menggigit

               ketupat sayur, mungkin keras bagi mereka, karena gigi




               101 | M u t i a r a   K e b u n   S a w i t
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110