Page 18 - MAJALAH 197
P. 18

SUMB ANG SARAN





                                               Renegosiasi Otonomi


                                               Khusus Papua




                                               Oleh: Emir Chairullah, Ph.D.
                                               Dosen Jurusan Hubungan Internasional di President University
                                               -Wartawan Media Indonesia









                       eberapa waktu belakangan
                       ini, DPR RI dan pemerintah
                       pusat secara intens
                       melakukan pembahasan
             Bterkait Perubahan Kedua
              Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun
              2001 tentang otonomi khusus (otsus)
              untuk Papua. Kedua belah pihak menilai
              revisi tersebut sangat mendesak karena
              berkaitan dengan Pasal 34 mengenai
              dana otsus yang bakal berakhir pada
              tahun ini dan Pasal 76 mengenai
              kewenangan pemekaran wilayah.
              Pembahasan ini dianggap mendesak
              untuk meminimalisir berbagai konflik
              bernuansa separatis yang hingga kini
              masih kerap terjadi di kedua provinsi itu.
                Pihak yang setuju dengan revisi
              beranggapan revisi kedua pasal ini
              dianggap krusial karena berkaitan
              dengan keberlanjutan pembangunan
              dan peningkatan kesejahteraan
              masyarakat Papua. Walaupun masih
              terbilang masih sangat jauh tertinggal
              dibandingkan wilayah lainnya di
              Indonesia, mereka beranggapan
              implementasi Otsus selama dua dekade   maupun masyarakat sipil di Papua.   sesuai dengan Pasal 77 UU Otsus yang
              telah membuka peluang besar untuk   Umumnya kalangan yang menolak   menyebutkan “Usul perubahan atas
              mengejar ketertinggalan dan perbaikan   beranggapan upaya revisi UU Otsus   Undang-Undang ini dapat diajukan oleh
              kesejahteraan masyarakat Papua. Selain   yang dilakukan oleh pemerintah pusat   rakyat Provinsi Papua melalui MRP dan
              itu, kebijakan ini membuka kesempatan   dan DPR merupakan klaim sepihak   DPRP kepada DPR atau Pemerintah
              luas bagi orang asli Papua (OAP) untuk   yang tidak dapat didukung.  sesuai dengan peraturan perundang-
              mengelola pemerintahan dan terlibat   Selain dinilai tidak mendengarkan   undangan.” Sementara sebagian lagi
              dalam  percepatan pembangunan di   aspirasi OAP, banyak pihak di Papua   beranggapan revisi ini baru dilakukan
              wilayah tersebut.                termasuk Majelis Rakyat Papua (MRP)   apabila ada evaluasi terhadap seluruh
                Namun di sisi lain, upaya revisi ini   dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua   aspek yang ada di dalam UU tersebut,
              ternyata mendapat penolakan keras   (DPRP) bahkan beragumen upaya revisi   bukan hanya isu penggunaan dana
              baik dari berbagai kalangan elite   ini merupakan aksi ilegal karena tidak   otsus dan pemekaran wilayah.



               18     PARLEMENTARIA      EDISI 197      TH. 2021
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23