Page 19 - MAJALAH 197
P. 19

SUMB ANG SARAN






              LAHIRNYA UU OTSUS PAPUA DAN        Sayangnya setelah Otsus         justru cenderung menghilangkan
              PROBLEMATIKANYA                  diberlakukan, masyarakat Papua    keistimewaan Papua sebagai daerah
                Sebagaimana sudah banyak       dan sejumlah kalangan akademisi   otonomi khusus karena pemerintah
              disebutkan dalam literatur, diberikannya   menyaksikan berbagai pelanggaran-  pusat dapat langsung memekarkan
              status otsus kepada Papua tidak   terutama yang dilakukan pemerintah   daerah di Papua tanpa persetujuan
              terlepas sebagai upaya jalan tengah   pusat-terhadap apa yang diamanatkan   dari MRP dan DPRP. Apalagi upaya
              agar wilayah paling timur dari Indonesia   UU Nomor 21 Tahun 2001 tersebut.   pemekaran tersebut didasarkan atas
              itu tidak melepaskan diri. Apalagi selama   Dalam berbagai implementasi   pertimbangan laporan intelijen yang
              puluhan tahun sejak proses integrasi   kebijakan, pemerintah pusat cenderung   justru menunjukkan alasan pemerintah
              ke Indonesia, masyarakat Papua   menggunakan UU sektoral yang justru   untuk memekarkan wilayah bukan
              (sebelumnya Irian Jaya) menghadapi   bertentangan dengan UU Otsus.  untuk kesejahteraan atau pemerataan
              berbagai persoalan terkait politik,   Dengan alasan inkompetensi   pembangunan, tetapi faktor keamanan.
              sejarah, kesejahteraan, serta kekerasan   birokrat lokal yang diduga korup   Alih-alih menyejahterakan,
              dan pelanggaran hak asasi manusia   dan untuk mempercepat terciptanya   masyarakat Papua justru curiga
              (HAM). Ketimbang menggunakan     kesejahteraan, pemerintah pusat   pemekaran sebagai upaya pembelahan
              kekuatan militer, Presiden BJ Habibie   cenderung mendominasi berbagai   kekuatan secara etnisitas atau
              dan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus   proses pembangunan di Papua dengan   memperbanyak jumlah kantor militer
              Dur) kemudian menawarkan solusi   menggunakan regulasi sektoral.   di sana. Bertambahnya jumlah aparat
              kepada masyarakat dan elite lokal di   Yang semakin mengkhawatirkan,   keamanan yang bertugas bakal
              Papua berupa pemberian status otsus   pemerintah pusat terkesan membiarkan   memudahkan aktivitas ekonomi dan
              terhadap provinsi itu.           digunakannya pendekatan keamanan   esktraksi sumber daya alam yang
                Berbeda dengan sebagian kalangan   dalam menyelesaikan berbagai konflik   dilakukan para elite dan oligarki di
              yang menyebutkan otsus merupakan   politik dan pembangunan di Papua.   Papua.
              hadiah dari Pemerintah Indonesia   Apabila dibiarkan berlanjut, situasi   Karena itu untuk meminimalisir
              kepada Papua, penulis berargumen   seperti ini dikhawatirkan dapat semakin   berbagai kecurigaan, pemerintah
              bahwa kebijakan ini merupakan hasil   mengobarkan semangat perjuangan   dan DPR harus kembali membuka
              negosiasi antara elite politik di Jakarta   OAP untuk melawan dan melepaskan   ruang untuk bernegosiasi dengan
              dan Papua agar provinsi ini tidak   diri dari Indonesia.           berbagai kalangan masyarakat Papua
              melepaskan diri. Dalam tesis doktoral                              termasuk pihak yang menolak revisi
              yang berjudul ‘Elites and the Negotiation   BUKA KEMBALI RUANG NEGOSIASI  UU ini. Revisi dan perpanjangan
              of Special Autonomy Policy in Papua,   Berkaca dari implementasi UU Otsus   otsus dengan hanya berkutat pada
              Indonesia’ (2019), penulis menemukan   selama 20 tahun terakhir, pemerintah   visi kesejahteraan yang secara
              bahwa keputusan masyarakat Papua   sebaiknya mempertimbangkan lebih   sempit diterjemahkan dalam
              untuk menerima tawaran otsus dari   matang desain proses dan arah revisi   bentuk penambahan anggaran dan
              Pemerintah Indonesia merupakan hasil   kebijakan ini. Apalagi dalam draft yang   kemudahan dalam memekarkan
              dialog dan negosiasi yang dilakukan   diusulkan, pemerintah cenderung   daerah justru akan memperlihatkan
              Presiden Gus Dur dengan seluruh   mereduksi wewenang yang selama 20   ketidakpahaman atau ketidakpedulian
              elemen masyarakat Papua, termasuk   tahun ini dimiliki Provinsi Papua dan   pemerintah pusat dalam
              faksi bersenjata Organisasi Papua   Papua Barat.                   menyelesaikan konflik Papua.
              Merdeka (OPM) atau yang belakangan   Dalam isu dana otsus misalnya,   Pembahasan revisi otsus jangan
              disebut sebagai kelompok kriminal   usulan agar skema dana 2,25 persen   hanya melibatkan kelompok yang
              bersenjata (KKB).                dari Dana Alokasi Umum (DAU)      setuju saja (like-minded goups) serta
                Dalam negosiasi tersebut, selain   Nasional dipecah menjadi 1 persen   membahas agenda utama (substansial
              mengubah nama Provinsi Irian     dalam bentuk block grant (dikelola   agenda) yang selama ini menjadi
              Jaya menjadi Papua, Gus Dur juga   langsung Pemprov Papua dan Papua   titik perbedaan antara Jakarta dan
              mengakomodir keinginan masyarakat   Barat) dan 1,25 persen dalam bentuk   Papua. Sehingga fungsi UU Otsus bisa
              Papua untuk mendapatkan berbagai   specific grant (dikelola bersama   kembali ke khitahnya sebagai resolusi
              kekhususan termasuk mengibarkan   dengan pemerintah pusat) merupakan   konflik dimana selain meningkatkan
              bendera Bintang Kejora (dengan catatan   upaya pengambilalihan sebagian   kesejahteraan, kebijakan itu bertujuan
              lebih rendah daripada bendera Merah   wewenang yang dimiliki pemerintah   untuk memenuhi rasa keadilan,
              Putih) dan menyanyikan ‘Hai Tanahku   lokal.                       rekonsiliasi, penegakan hukum, dan
              Papua’ (dinyanyikan setelah Indonesia   Sementara dalam konteks    penghormatan hak asasi manusia
              Raya).                           pemekaran wilayah, usulan pemerintah   (HAM) bagi rakyat Papua. l




                                                                          TH. 2021      EDISI 197      PARLEMENTARIA        19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24