Page 12 - Sinar Tani Edisi 4112
P. 12
12 Edisi 26 November - 2 Desember 2025 | No. 4112 Tahun LVI
Lahan Rawa:
Kelola Tepat, Hasil Berlipat
Indonesia mempunyai potensi besar lahan rawa. Ibarat raksasa
yang tengah tertidur, lahan rawa bisa menjadi lumbung pangan.
Catatannya, harus dikelola dengan tepat.
ahan rawa memang varietas lokal yang hanya 1-3 t/ha dan
memiliki sejumlah kendala hanya bisa tanam dalam setahun
fisik, seperti kebakaran saat satu kali saja (IP 100) karena umurnya
kemarau, banjir saat musim dalam (7-9 bulan).
hujan, kemasaman tinggi Angka tersebut bisa dicapai, selain
Lkarena pirit, keracunan besi menggunakan varietas unggul baru,
dan lain-lain. Tapi jika dikelola air dan juga dengan sistem tata air mikro
tanahnya, tanaman dan varietasnya, satu arah, budidaya jajar legowo
pupuk dan ameliorasinya, hama (JARWO) 1:4, pemupukan berimbang,
dan penyakitnya dengan inovasi ameliorasi dengan dolomit dan
teknologi moderen, maka produksi kompos. Selain itu, pengendalian
tanaman akan meningkat. organisme pengganggu tanaman
Jadi dalam mengelola lahan rawa, (OPT) dengan sistem pengendalian
paling penting adalah bagaimana hama terpadu (PHT).
kendala fisiknya ditanggulangi Demikian pula jagung varietas
terlebih dahulu. Kemudian peng- hibrida yang ditanam di lahan rawa
gunaan teknologi modern seperti, pasang surut tipe B/C di Wanaraya,
alat mesin pertanian, tata air Kab. Batola, Kalsel dengan teknologi
mikro yang tepat, varietas yang system tanam zig-zag. Sistem
toleran terhadap kondisi rawa dan tersebut dikombinasikan dengan
produktivitasnya tinggi. Dalam budi- rekapitalisasi batuan fosfat dan
daya juga terapakan dengan teknik kompos serta inovasi teknologi
yang baik, teknologi ameliorasi pertanian mutakhir mampu
dan pemupukan berimbang, serta memberikan hasil yang sangat
pengendalian hama dan penyakit memuaskan.
terpadu (PHT). Salah satu petani yang telah
Selain potensi inovasi teknologi berhasil adalah Sugiran, petani
moderen yang siap untuk Wanaraya. Jagung yang ditanam,
diaplikasikan, lahan rawa dengan produktivitasnya mencapai 18 ton/
segala kelebihan dan kekurangannya ha. Bahkan dengan varietas dan
juga memiliki sebaran yang sangat teknologi yang sama di lahan rawa
luas di tanah air. Diperkirakan ada lebak dangkal di Loktabat, Kota
sekitar 10 juta ha lahan rawa siap Banjarbaru mampu menghasilkan
dibuka menjadi lahan pertanian. lebih dari 20 ton/ha.
Nampaknya ini yang menjadi Kunci keberhasilan tanam jagung
pertimbangan Menteri Pertanian ini adalah sistem tanam zig-zag yang
Andi Amran Sulaiman (AAS) menghasilkan populasi tanaman
mengandalkan lahan rawa untuk dua kali lipat dibandingkan cara
mencapai swasembada pangan konvensional. Selain itu, rekapitalisasi
nasional. Ini terobosan yang luar biasa diikuti oleh peningkatan pendapatan Selain itu, Kementan juga mem- batuan fosfat dan kompos dirasakan
untuk menggenjot produksi padi dan kesejahteraan petani. Lalu bangun korporasi petani 10 ribu ha tepat untuk tanah-tanah masam
setelah badai Eln Nino sejak Februari program ini juga bertujuan dalam dengan target sekitar 2 juta ha di 10 dengan kadar C-organik dan P
2023-Maret 2024 yang menurunkan rangka regenerasi petani dari petani propinsi, yaitu: Sumsel, Lampung, rendah.
produksi beras nasional, sehingga kolotnial (tua) kepada petani milenial Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalsel, Selanjutnya, kedelai varietas yang
impor beras naik signifikan. (muda). Karena itu, Menteri Pertanian, Kalteng, Sulsel, dan Papua Selatan. ditanam di lahan rawa lebak dangkal
Selain melirik lahan rawa, Andi Amran Sulaiman mengarahkan Dengan memanfaatkan berbagai juga memperlihatkan hasil yang
Kementan juga genjot produksi padi agar pelaku pertanian moderen itu teknologi hasil penelitian Badan sangat menggembirakan. Varietas
di lahan sawah eksisting melalui utamanya petani milenial. Penelitian dan Pengembangan Anjasmoro disertai teknologi yang
pembangunan pertanian moderen Pertanian (kini Badan Perakitan sama mampu menghasilkan kedelai
dengan pelaku utama petani Optimasi Lahan Rawa dan Modernisasi Pertanian/BRMP), 4,1 ton/ha.
milenial termasuk fresh graduate Saat ini Kementan tengah perguruan tinggi, dan instansi Dengan demikian, penggunaan
dari Politeknik Pembangunan melakukan optimasi lahan rawa penelitian lainnya diyakini bahwa teknologi yang tepat, ternyata
Pertanian dan Politeknik Enjinering dengan target sekitar 360 ribu ha program pertanian moderen ini akan lahan rawa mampu naik kelas dari
Pertanian Indonesia serta dari yang tersebar di 12 propinsi, yaitu di: berhasil. sebelumnya lahan marginal menjadi
fakultas atau lingkup pertanian dari Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Salah satunya, pemanfaatan padi lahan yang sangat produktif. Sekali
Perguruan Tinggi. Pertanian modern Lampung, Kepulauan Babel, Kalbar, varietas inbrida padi rawa (Inpara) lagi kuncinya perbaiki berbagai
utamanya bertujuan untuk genjot Kalteng, Kalsel, Sulsel, dan Papua dan inbrida padi irigasi (Inpari) di kekurangan fisik, lalu tingkatkan
produksi dalam rangka pencapaian Selatan. Selanjutnya bekerjasama lahan rawa pasang surut tipe B produktivitas, IP, dan efisiensi faktor
swasembada pangan. dengan petani pemilik lahan, mulai di Belandean Kab. Batola, Kalsel produksi dengan berbagai teknologi
Program ini juga bertujuan untuk dibentuk brigade pangan yang terbukti bisa mencapai 6-8 ton/ mutakhir. Terbukti, ternyata lahan
meningkatkan pendapatan dan terdiri dari 15 orang petani milenial ha dan bisa tanam minimal dalam rawa memang jawara.
kesejahteraan petani. Jangan sampai dan menggarap sekitar 200 ha lahan setahun dua kali (IP 200). Angka ini (D. Nursyamsi, A. Susilawati,
terjadi peningkatan produksi tidak sawah. jauh lebih tinggi dibandingkan hasil dan I. Sariati).

