Page 53 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 53
penduduk dilokasi kerusuhan yang bernama Shanu Siddiqui ikut
menjadi korban atas kerusuhan yang terjadi di India. Pemakaian
kata “Shanu Siddiqui, penduduk di lokasi kerusuhan” secara
tidak langsung wartawan ingin memberikan informasi bahwa
kerusuhan di India berlangsung ricuh.
4. Nominasi-Identifikasi
Strategi wacana ini hampir mirip dengan kategorisasi, yakni
bagaimana suatu kelompok, peristiwa, atau tindakan tertentu
didefinisikan. Bedanya dalam identifikasi, proses pendefinisian itu
dilakukan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas
(Andheska, 2015). Disini ada dua proposisi, dimana proposisi
kedua adalah penjelasan dari keterangan dari proposisi pertama.
Umumnya dihubungkan dengan kata hubung “yang, dimana”.
Proposisi kedua ini dalam kalimat posisinya sebetulnya murni
sebagai penjelas atau identifikasi atas sesuatu (Eriyanto,
2001:184). Wartawan barangkali ingin memberikan penjelasan
siapa seseorang itu atau apa tindakan atau peristiwa itu. Hal ini
merupakan strategi wacana dimana suatu orang, kelompok, atau
tindakan diberi penjelasan yang buruk sehingga ketika diterima
oleh khalayak akan buruk juga.
Contohnya:
Nominasi-identifikasi dalam pemberitaan peristiwa
kerusuhan di India yang diliput oleh media Kompas.com dapat
juga dilihat pada kutipan dibawah ini,
Nominasi: “Namun massa terus meneriakkan slogan
dan saling melempar batu.”
Identifikasi: “Pemerintah Modi yang rasis melakukan
perlindungan yang mendorong kawanan ekstremis
Hindu untuk mengintimidasi, menyerang, membunuh
umat Islam dan bahkan membakar, menodai dan
menghancurkan masjid.”
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 48