Page 10 - Sinar Tani Edisi 4017
P. 10
10 Edisi 22 - 28 November 2022 | No. 4016 Tahun LIII Badan Standardisasi Instrumen Pertanian
Pengelolaan Air Satu Arah,
Pertumbuhan Optimal
nfrastruktur pengelolaan air yang dan pengeluaran dilengkapi dengan dengan penerapan sistem satu arah berfungsi memompa air masuk saat
ada di lahan petani pada lahan pintu air semi otomatik yang dapat meningkat dari 2,53,0 t GKG/ kurang air dan memompa air keluar
rawa pasang surut umumnya membuka saat pasang dan menutup ha menjadi 4,04,5 t GKG/ha atau dari saat ada kelebihan air.
Imasih belum memadai, sehingga saat surut. 4,99 t GKG/ha menjadi 5,73 t GKG/ha. Sistem polder mini ini pernah
untuk melaksanakan budidaya atau Pintu air dapat dibuat dari bahan Gerakan pasang sangat di menjadi model pengelolaan air di
tanam sangat tergantung pada alam. baja/fiber atau papan dengan lebar beberpa tipologi luapan ber lahan rawa yang diterapkan di Hari
Waktu tanam (padi) di lahan rawa pintu tergantung dari lebar saluran langsung lambat , maka untuk Pangan Sedunia (HPS) Desa Jejangkit
harus menyesuaikan dengan kondisi air yang telah dibuat yakni sekitar 100 mem percepat pemberian (irigasi) Muara, Kabupaten Barito Kuala,
alam, khususnya ketersediaan air cm dengan lebar engsel tunggal 30 saat dibutuhkan air dan drainase Kalimantan Selatan, mirip dengan
pada musim kemarau menunggu cm atau 2 engsel dengan jarak 15 cm saat ingin menurunkan muka air, yang sukses di Ogan Ilir, Sumatera
hujan atau surutnya air dengan turun dari tepi pintu. maka digunakan pompa. Pompa Selatan. Dengan pembangunan
nya genangan pada musim hujan. Pada saluran pengeluaran, yang digunakan berkekuatan 50 HP polder mini, indeks pertanaman
Untuk memastikan tanaman terdapat tabat konservasi atau pintu dengan kemampuan memompa air meningkat dari IP 100 menjadi IP 180
mendapatkan air dengan optimal ganda untuk menahan air sesuai sekitar 2.500 meter kubik per jam atau IP 200.
di lahan rawa, perlu dilakukan kebutuhan. Dengan pintu inlet dan atau 700 liter per detik. Dalam sistem polder, lahan
pengelolaan air yang hatihati. outlet, tercipta sirkulasi air satu arah sawah dapat ditanami lebih awal,
Langkahlangkahnya termasuk yang disebut sebagai sistem tata air Polder Mini mulai bulan Februari hingga Mei,
membuat saluran atau parit, satu arah. Musim hujan seringkali meng memungkinkan tanam kedua
mengatur air di saluran, membuat Tata air satu arah mutlak di akibatkan genangan air yang dilakukan pada rentang bulan Juni
saluran cacing atau kemalir di lakukan untuk menghindari mempersulit penanaman, meng hingga September.
lahan, memberikan air kepada keracunan asam organik atau asam akibatkan satu kali penanaman saja Penerapan sistem polder mini
tanaman saat musim kemarau, dan sulfat dan besi dari oksidasi pirit di dalam setahun. Konsep mini polder juga mengoptimalkan per tum buh
menggunakan mulsa di lahan. lahan sawah. Air masuk ke lahan dan hadir sebagai solusi inovatif untuk an padi varietas Inpara 2, 3, 8, dan 9.
Dalam budidaya padi, pengelolaan air keluar dari lahan harus melalui meningkatkan efisiensi pengelolaan Tanaman terlihat sehat dengan daun
air melibatkan pemberian air melalui saluran yang berbeda dimana air air, mengurangi biaya perawatan, kuning dan bulir panjang serta berisi,
saluran tersier pemasukan yang masuk merupakan air bersih dari dan memberikan manfaat signifikan menunjukkan hasil pertumbuhan
terhubung dengan saluran sekunder saluran irigasi sedangkan air keluar bagi pertanian di wilayah rawa lebak. yang optimal melalui pengelolaan air
atau sungai, serta pengeluaran air merupakan air kotor yang dibuang Dengan membagi polder yang efisien.
melalui saluran tersier drainase. ke saluaran drainase. besar menjadi unitunit yang lebih Konsep polder mini bisa dibilang
Setiap muara saluran pemasukan Adapun hasil padi yang dicapai kecil (100200 hektar), konsep gabungan antara sistem handil,
ini membuktikan bahwa indeks tabat dan tanggul keliling. Handil,
RSNI Sistem Surjan meningkat secara signifikan, dari 100 bangunan air yang menjulur masuk
bukan sekadar saluran biasa, tetapi
pertanaman lahan sawah dapat
menjadi 200, atau setara dengan dua
dari badan sungai sejauh 12 km,
kali penanaman dalam setahun. membentang dengan lebar antara
Dalam sistem polder mini ini, 12 m, dan memiliki kedalaman 0,5
alam mengelola lahan, Surut Tipe B. manajemen air dilakukan melalui tiga 1,0 m.
penggunaan teknologi Ketua Komtek SDLP sekaligus langkah sederhana: (1) menggunakan Sedangkan tabat adalah dam
menjadi suatu keharusan Kepala Balai Besar Pengujian Standar tanggul yang kuat untuk melindungi limpas (dam overflow) yang terbuat
Dyang tak terhindarkan Instrumen Sumberdaya Lahan area sekitarnya; (2) mengatur aliran dari tanah, kayu atau sejenisnya
untuk mengatasi tantangan tanah Pertanian (BSIP SDLP), Rahmawati air melalui saluran masuk, keluar, dan yang tingginya disesuaikan dengan
dan tekanan lingkungan, terutama menyatakan komitmennya terhadap pembagi; serta (3) menggunakan keinginan tinggi muka air yang ingin
di wilayah rawa seperti lahan pasang upaya ini. pompa besar di pintu masuk dan diharapkan. Dari sinilah munculnya
surut. “Kenapa lahan pasang surut yang keluar untuk mengontrol tinggi istilah pintu air, flapgates, stoplog
Fokus pada penataan lahan kita jadikan fokus untuk RSNI ini? permukaan air. Pompa tersebut atau sekat.n
menjadi kunci utama dalam mening Karena lahan rawa pasang surut
katkan produktivitas, terutama di memiliki kesempatan baik untuk
lahan pasang surut dengan tingkat ditingkatkan produktivitasnya. Sistem Surjan,
keasaman tinggi seperti tanah sulfat Terutama lahan rawa pasang surut
masam. Tujuan dari langkahlangkah tipe B yang hanya terluapi pasang
penataan ini adalah menciptakan surut Tunggal. Selama ini, lahan tipe Mitigasi Produksi Terbaik
kondisi lahan yang ideal untuk B ini produktivitasnya hanya 3 ton/
pertumbuhan tanaman. ha dan pertanaman hanya 1 kali
Salah satu inovasi yang telah setahun,” bebernya. di Lahan Rawa
terbukti berhasil sejak zaman dahulu Diakui Rahmawati, lahan rawa
adalah sistem surjan. Sistem ini tidak pasang surut yang mempunyai enerapkan sistem surjan di lahan rawa sangat cocok dengan
hanya merupakan contoh konkret banyak faktor pembatas seperti:
dari upaya penataan lahan, tetapi kesuburan tanah yang rendah; kondisi dan kendala yang terkait dengan tata air yang belum
juga telah terbukti sebagai solusi kahat N, P, K; pH yang rendah; Fe, terkendali dengan baik, meningkatkan risiko kegagalan
yang menguntungkan. Al, dan Mn tinggi yang merupakan Mdalam usaha pertanian. Dengan kata lain, pengenalan sistem
Sistem surjan dapat diterapkan senyawa beracun bagi tanaman surjan di lahan rawa bertujuan untuk mengurangi risiko kegagalan dalam
dengan sukses pada lahan sulfat terutama pada lahan pasang surut kegiatan pertanian, sehingga apabila gagal panen padi, masih ada panen
masam atau gambut dangkal tipe tipe B. “Sebagian besar juga memiliki
luapan B dan C. Melalui penataan drainase yang buruk,” tambahnya. palawija atau sayuran sebagai sumber pendapatan keluarga.
lahan menggunakan sistem surjan, Kepala BSIP Pertanian Lahan Rawa Sawah dalam sistem surjan juga lebih dapat bertahan terhadap
petani dapat mengembangkan Dr. Agus Hasbianto menekankan, kunci ledakan populasi hama kepinding tanah dibandingkan sawah tradisional.
diver sifikasi pangan. Artinya, mereka utama dalam bercocok tanam di lahan Ini disebabkan oleh adanya modifikasi habitat yang mencakup alur basah
tidak hanya menanam padi, tetapi rawa pasang surut adalah pengaturan (habitat akuatik) dan kering (habitat darat).
juga dapat menghasilkan berbagai tata air dan penataan lahan yang
komoditas lain seperti buahbuahan sesuai. Bentuk, model, dan ukuran surjan di lahan pasang surut mengalami
(seperti jeruk dan nenas), palawija, Dr. Agus menjelaskan, Sistem perkembangan yang disesuaikan dengan dinamika serta ragam tipologi
sayuran, dan tanaman keras lainnya. Surjan adalah pilihan yang tepat dan tipe luapan atau genangan lahan rawa.
Pendekatan ini, dapat diterapkan untuk dikembangkan dalam konteks Secara umum, guludan memiliki lebar antara 3 hingga 5 meter dan
baik dalam bentuk monokultur pertanian lahan rawa pasang surut. tinggi sekitar 0,5 hingga 0,6 meter, sementara tabukan dibuat dengan
maupun tumpang sari, memberikan Sistem ini melibatkan bagian sawah
petani kesempatan untuk meng yang disebut tabukan (sunken bed) lebar sekitar 15 meter. Pada setiap hektar lahan, dapat dibuat 610
optimalkan hasil dari lahan mereka. dan bagian tegalan yang disebut guludan dan 59 tabukan.
Namun, hingga saat ini, belum guludan (raised bed), yang dapat Jika bagian guludan ditanami dengan pepohonan atau tanaman
ada standar nasional yang baku memberikan struktur yang optimal keras khususnya, sebaiknya arah lajur membentang dari timur ke barat
untuk sistem Surjan, sehingga hasil untuk pertumbuhan tanaman dan agar areal lahan dapat menerima sinar matahari penuh sepanjang hari.
budidaya petani terpengaruh. efisiensi pemanfaatan air.
Dalam usaha meningkatkan hal “Karenanya, SNI perlu dibuat Pada tabukan, disarankan untuk membuat saluran cacing atau kemalir,
ini, Komisi Teknis Sumberdaya Lahan sebagai pedoman yang sangat yakni saluran dengan kedalaman sekitar 20 cm yang ditempatkan di
Pertanian secara aktif mengambil diperlukan bagi petani, swasta, dan sekeliling petakan sawah atau tabukan dengan jarak antar saluran sekitar
inisiatif dengan membahas Rancangan berbagai instansi baik pusat maupun 6 hingga 9 meter. Fungsi dari saluran ini adalah untuk mencuci senyawa
Standar Nasional Indonesia (RSNI) daerah dalam penataan lahan rawa racun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama
tentang Sistem Surjan, khususnya pasang surut bertipe luapan B
Standar Penataan Lahan Rawa Pasang dengan sistem surjan,” tambahnya. tanaman padi.