Page 63 - E-MODUL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
P. 63
Tabel 9.16 Model Pembelajaran Tanpa Arahan
Unsur Deskripsi
Sintaks Fase 1 : Mendefinisikan situasi untuk menolong Guru mendorong
ekspresi perasaan secara bebas.
Fase 2 : Eksplorasi permasalahan
Peserta didik didorong mendefinisikan permasalahan
Guru menerima dan mengklasifikasikan perasaan.
Fase 3 : Mengembangkan pendalaman masalah Peserta didik
mendiskusikan masalah Guru memberikan dukungan
terhadap peserta didik
Fase 4 : Merencanakan dan membuat keputusan Peserta didik
merencanakan membuat keputusan awal.
Guru mengklarifikasi keputusan yang mungkin.
Fase 5 : Memadukan
Peserta didik memperoleh pendalaman dan
mengembangkan lebih banyak tindakan positif.
Guru memberikan dukungan.
Sistem Sosial Guru bertindak sebagai fasilitator dan peserta didik memulai
mendiskusikan permasalahan. Guru memberikan penghargaan dan
tidak memberikan hukuman. Penghargaan dapat berupa
penerimaan, empati, dan pemahaman oleh guru.
Prinsip Reaksi Guru akrab dengan peserta didik, berempati, menolong peserta
didik mendefinisikikan masalahnya, dan melakukan
tindakan untuk memperoleh penyelesaian masalah.
Sistem Pendukung Guru membutuhkan tempat yang tenang untuk pertemuan
pribadi (empat mata).
Dampak
a. Dampak
Instruksional
b. Dampak Pengiring Kesadaran personal, pengembangan diri, beragam tujuan sosial dan
akademik.
2. Model Pembelajaran Sinektik
Model pembelajaran sinektik (Synectics) dikembangkan oleh Gordon (dalam
Aunurrahman, 2010) untuk mengembangkan kreativitas siswa. Model ini didasarkan atas
asumsi untuk melakukan perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas. Pertama,
kreativitas penting dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kedua, proses kreatif tidak
sepenuhnya merupakan hal yang misterius, tidak dapat dipelajari, dan tidak dapat diubah.
Ketiga, temuan tentang kreatif berlaku sama pada berbagai bidang, yang dicirikan dengan
59