Page 20 - E-MODUL_Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi
P. 20
BAB V
PEMBELAJARAN MEMBACA DAN SASTRA
Sub Capaian Pembelajaran MK:
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu:
1) Menganalisis kaitan sastra dengan membaca.
2) Mengkaji peranan sastra anak terhadap pengembangan membaca anak
Uraian Materi:
5.1 Kaitan Sastra dengan Membaca
Secara umum membaca adalah komunikasi interaktif yang meliputi latar
belakang pengalaman, bahasa dan suatu organisasi gagasan gagasan.
Pengertian tersebut mengartikan bahwa membaca itu bukan kegiatan pasif,
karena pada saat membaca terjadi proses saling mempengaruhi antara latar
belakang pengalaman pembaca, bahasa, dan organisasi gagasan yang
dikemukakan penulis.
Sastra berfungsi menghibur dan sekaligus juga mendidik, sehingga paling
sedikit ada dua nilai yang diperoleh dari sastra yaitu memahami kebutuhan
akan kepuasan pribadi dan pengembangan kemampuan berbahasa.
Kepuasan pribadi yang diperoleh oleh anak-anak setelah membaca karya
sastra sangat penting artinya, sebelum mereka diminta untuk menguasai
keterampilan membaca. Keberhasilan kegiatan membaca tidak mungkin
dapat dicapai apabila anak-anak tidak tertarik pada bacaan yang mereka
baca karena tidak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Selanjutnya karya sastra juga berfungsi memberikan penguatan pada
kemampuan berpikir naratif, karena pada umumnya karya sastra berbentuk
cerita bersifat naratif. Karya sastra juga berfungsi mengembangkan
wawasan. Wawasan inilah yang mengembangkan pemahaman akan
kehidupan, yang benar-benar dapat membuat pembaca mencapai
kehidupan, yang benar-benar dapat membuat pembaca mencapai
kematangan pribadi. Karya sastra juga membuat pembaca memperoleh
pengalaman universal. Huck dan Scott (dalam Aprilianingtyas, 2014)
berpendapat bahwa dengan membandingkan cerita yang dibaca dengan
cerita-cerita yang lain atau dengan pengalaman hidup sebenarnya, dan
dengan menemukan cara hidup bersama dalam berbagai fenomena
kehidupan, pembaca dapat memperoleh pengalaman yang bersifat
universal.
Fungsi karya sastra dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dapat
disebut sebagai nilai pendidikan. Banyak hasil pendidikan yang menunjukkan
keefektifan karya sastra dalam mengembangkan kemahiran berbahasa.
Misalnya Sokolski, dkk., menemukan bahwa buku bergambar yang baik
dapat merangsang pengungkapan pikiran dan perasaan anak secara lisan.
Lehman juga menemukan bahwa pembelajaran berdasarkan karya sastra
membina hubungan sosial antarmurid dan antarmurid dan guru.
Banyak sekali penelitian mengenai pembelajaran membaca menggunakan
karya sastra. Ditemukan bahwa anak-anak memperoleh nilai yang lebih
tinggi dalam tes kosakata dan pemahaman membaca dibandingkan dengan
15