Page 12 - E-MODUL ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
P. 12

BAB III
                         ISU - ISU OBJEKTIVITAS DAN SUBJEKTIVITAS DALAM PENILAIAN
                           PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN INDIVIDU DAN KELOMPOK

                        CP MK                :
                            CP Pengetahuan
                            1) Menguasai konsep teoretik tentang asesmen dan evaluasi Pendidikan
                            3) Menguasai strategi dan teknik penilaian dalam pembelajaran

                        Sub CP MK            :
                            Mampu  menjelaskan  dan  memahami  isu-isu  objektif  dan  subjektif  dalam
                            penilaian pembelajaran, serta mampu menjelaskan tujuan, cara, dan perbedaan
                            penilaian individu dan kelompok
                        Uraian Materi        :
                         3.1  Isu objektivitas dan subjektifitas Penilaian individu kelompok
                             Penilaian  yang  dilakukan  dalam  proses  pembelajaran  bukan  hanya  terjadi
                        pada penilaian secara individual atau berfokus pada siswa namun penilaian juga
                        dapat  dilakukan  secara  kelompok  atau  biasa  yang  disebut  dengan  penilaian
                        kelompok. Penilaian idividu merupakan penilaian yang dilakukan untuk menilai
                        ketercapaian atau hasil belajar secara perorangan sementara penilaian kelompok
                        merupakan penilaian yang dilakukan untuk menilai ketercapaian atau hasil belajar
                        secara kelompok. Selaian jenis penilaian berdasarkan sasarannya, jenis penilaian
                        yang ada yaitu penilaian formatif dan sumatif. Selaian jenis penialain terdapat pula
                        teknik dan pendekatan yang harus dilakukan dalam penilaian.
                        3.1.1 OBJEKTIVITAS
                                Penilaian yang dikatakan objektif jika senantiasa memiliki kejelasan tujuan
                        yang ingin dicapai, penilaian objektif akan selalu mengacu pada aturan, penilaian
                        harus berpangkal pada adanya keinginan untuk menciptakan atau meningkatkan
                        prestasi  serta  penilaian  objektif  tentunya  harus  dapat  menciptakan  keselarasan,
                        keserasian dan keseimbangan (marmonisasi). Objektif berarti dalam memberikan
                        penilaian guru melihat dari fakta dan data dilapangan tanpa ada intervensi dari pihak
                        manapun, serta tanpa ada politik kepentingan didalammya (Rahman Wahid, 2018).
                             Ada dua faktor yang memengaruhi objektivitas suatu tes, yaitu bentuk tes dan
                        penilai. Bentuk tes uraian (essay) akan memberi banyak kemungkinan bagi seorang
                        penilai  untuk  melakukan  penilaian  yang  subjektif,  karena  dipengaruhi  oleh
                        pengetahuan yang dimiliki oleh penilai. Hasil penilaian terhadap jawaban tes uraian
                        bisa berbeda apabila dinilai oleh dua orang yang berbeda (Hamdani, 2015).
                             Salah  satu  contoh  tes  yang  dapat  dilakukan  dalam  objektivitas  dalam
                        penilaian yaitu tes objektif. Tes objektf merupakan tes yang hanya terdapat satu
                        jawaban yang dapat dianggap terbaik atau benar. Siswa yang diuji diminta untuk
                        menunjukan jawaban yang tepat itu dengan cara memberikan jawaban (recall) atau
                        dengan cara memilih jawaban (recognize). (Zaim, 2016).
                              Dilihat  dari  sudut  pandang  sebagai  seorang  pendidik,  hal  pertama  yang
                        dilakukan dalam penilaian yang bersifat objektifitas adalah harus ada satu tujuan
                        (goal) yang akan dicapai. Artinya seorang pendidik harus sudah tau tujuan penilaian
                        itu  adalah  mengukur  kemampuan  atau  kompetensi  peserta  didik  setelah
                        dilaksanakannya proses pembelajaran. Kedua, dalam melalukan penilaian, pendidik
                        dituntut harus menyadari adanya sense of regulation (keteraturan), sebagai contoh




                                                               7
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17