Page 13 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 13

B. Desain dan Pendidikan Universal
                           Pada  awal  2000-an  prinsip-prinsip  Desain  Universal  dipindahkan  ke
                      praktik  pendidikan  dan  berganti  nama  menjadi  Desain  Universal  untuk
                      Pembelajaran  (UDL).  Praktik  tersebut  menjadi  bagian  dari  gerakan  inklusi
                      yang  menitikberatkan  pada  perubahan  sistem  pendidikan  agar  responsive
                      untuk semua siswa, terlepas dari keketerbatasanan atau karakteristik lainnya.
                      David  Rose  dan  Anne  Meyer  (2005)  menggambarkan  UDL  sebagai
                      memberikan  siswa  berbagai  sarana  presentasi,  memungkinkan  berbagai
                      sarana  tanggapan,  dan  memfasilitasi  berbagai  sarana  keterlibatan.  Prinsip
                      dasar UDL adalah bahwa konten akademik adalah aspek yang paling penting
                      dari pengalaman akademik, tetapi guru harus menyediakan berbagai jalur bagi
                      siswa  untuk  terlibat  dengan  konten  dan  menunjukkan  penguasaan.
                      Pendekatan  ini  berfokus  pada  seluruh  kelas  dan  menemukan  cara  untuk
                      tanggap terhadap (dan menghormati) kepribadian siswa, pengalaman hidup,
                      gaya belajar, latar belakang budaya, latar belakang agama, status disabilitas
                      dan kemampuan bahasa.
                      C. Desain Universal dan Kebutuhan Pendidikan Khusus
                           Salah  satu  kontribusi  penting  yang  diberikan  UDL  untuk  inklusi  adalah
                      fokusnya  pada  keragaman  siswa.  Misalnya,  tujuan  penilaian  untuk  siswa
                      bergeser  dari  perspektif  dan  fokus  pada  masalah  yang  dimiliki  siswa  ke
                      perspektif  bahwa  siswa  memiliki  sumber  daya  dan  potensi  dalam  konteks
                      kelas  inklusif.  UDL  bergerak  menjauh  dari  narasi  yang  melabeli  studi
                      membatasi  pelajar  'normal'  dan  'abnormal'  atau  mereka  yang  membutuhkan
                      pendidikan reguler atau khusus (Rose & Meyer, 2005).
                      D. Instruksi Diferensiasi dan Desain Universal untuk Pembelajaran
                           Baik pendidik  khusus maupun  reguler  akrab  dengan  konsep  pengajaran
                      berdiferensiasi.  Konsep  luas  ini  memungkinkan  guru  untuk  menyesuaikan
                      tingkat  tantangan  dalam  topik  tertentu  untuk  memenuhi  kebutuhan  individu
                      siswa  mereka.  Misalnya,  seorang  guru  dapat  menambah  atau  mengurangi
                      jumlah  kosakata  baru  yang  harus  dipelajari  siswa  ketika  memulai  pelajaran
                      baru  dalam  sejarah,  sains,  atau  bahasa  Indonesia.  Instruksi  yang  berbeda
                      telah  digunakan  dalam  kelas  inklusif  di  seluruh  dunia  dan  didasarkan  pada
                      teori “Zone of Proximal Development” (1978) Vygotsky, di mana siswa bekerja
                      paling baik ketika diminta untuk menyelesaikan tugas yang cukup sulit. Secara
                      khusus, ketika kebutuhan belajar siswa diantisipasi dan aksesibilitas dibangun
                      ke dalam perencanaan pelajaran, semua siswa mungkin lebih mampu belajar.
                      E. Kerangka Kerja Desain Universal untuk Pembelajaran
                           Prinsip-prinsip Desain Universal untuk Pembelajaran didasarkan pada tiga
                      jenis  pembelajaran:  pembelajaran  pengenalan  (Recognition  learning),
                      pembelajaran strategis (Strategis learning), dan pembelajaran afektif (Afective
                      learning).  Recognition  learning  mengacu  pada  kemampuan  siswa  untuk
                      mengenali dan mengingat konsep. Hal ini biasanya difasilitasi melalui kegiatan
                      guru  atau  membaca  dari  teks.  Pembelajaran  strategis  mengacu  pada
                      kemampuan  siswa  untuk  menanggapi  konten,  konsep,  atau  keterampilan
                      tertentu.  Pembelajaran  strategis  menuntut  siswa  dapat  mengenali  suatu


                                                                                                        10
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18