Page 9 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 9
kapasitas untuk mendukung kekuatan dan kebutuhan individu setiap siswa,
bukan hanya siswa penyandang disabilitas. Bukti penelitian menunjukkan
bahwa, dalam banyak kasus, dididik bersama siswa penyandang disabilitas
tidak membawa dampak buruk bagi anak-anak non-disabilitas. Sebaliknya,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa non-disabilitas yang dididik di
kelas inklusif memiliki pandangan yang terbuka dan lebih menerima orang
yang berbeda dari dirinya. Namun demikian, banyak siswa penyandang
disabilitas masih berjuang untuk mengakses program inklusif yang efektif.
Kesalahpahaman yang sudah berlangsung lama mengenai kapasitas anak-
anak dengan berkebutuhan khusus pada intelektual, fisik, sensorik, dan
belajar menyebabkan beberapa pendidik terus memisahkan siswa dengan
kebutuhan khusus dan siswa tanpa kebutuhan khusus.
B. Gerakan Internasional Menuju Inklusi
Siswa penyandang disabilitas semakin memiliki kesempatan dididik
bersama rekan-rekan mereka yang non disabilitas di seluruh dunia (World
Health Organization, 2011). Pertumbuhan praktik pendidikan inklusif berasal
dari peningkatan pengakuan bahwa siswa penyandang disabilitas
berkembang ketika mereka, semaksimal mungkin, diberikan kesempatan
pendidikan dan sosial yang sama dengan siswa non-disabilitas. Bagian ini
menjelaskan perkembangan upaya internasional dan nasional untuk
mendukung inklusi siswa penyandang disabilitas di ruang kelas pendidikan
umum.
Pada tahun 1994, Konferensi Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan, dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) tentang
Pendidikan Kebutuhan Khusus mengeluarkan laporan konsensus tentang
pendidikan siswa penyandang disabilitas. Pernyataan Salamanca yang
dihasilkan ditandatangani oleh perwakilan dari 92 negara dan 25 organisasi,
menyatakan bahwa “mereka yang berkebutuhan pendidikan khusus harus
memiliki akses ke sekolah reguler.” Pernyataan tersebut menegaskan bahwa
sekolah reguler inklusif “adalah cara paling efektif untuk memerangi sikap
diskriminatif, menciptakan komunitas yang ramah, membangun masyarakat
yang inklusif dan mencapai pendidikan untuk semua.” Pernyataan Salamanca
adalah bagian dari gerakan global menuju pendidikan inklusif dan
menawarkan pedoman untuk tindakan di tingkat nasional, regional, dan
internasional. Pernyataan tersebut menyerukan pemerintah untuk
mempromosikan, merencanakan, membiayai, dan memantau program
pendidikan inklusif dalam sistem pendidikan mereka (UNESCO, 2009).
Bertahun-tahun sejak pernyataan Salamanca, komunitas internasional
terus berlanjut untuk mempromosikan inklusi penyandang disabilitas dalam
masyarakat. Dirancang pada tahun 2006, Konvensi PBB tentang Hak
Penyandang Disabilitas (CRPD) mengikat 161 negara penandatangannya
untuk memastikan bahwa “penyandang disabilitas dapat mengakses
pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang inklusif, berkualitas dan
gratis atas dasar kesetaraan dengan orang lain di masyarakat tempat mereka
6