Page 15 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 15
G. Desain dan Inklusi Universal
Menggunakan Desain Universal di ruang kelas memiliki potensi besar
untuk meningkatkan praktik inklusif. Desain Universal berusaha untuk
menghilangkan perbedaan antara pelajar 'khusus' dan 'biasa', dengan asumsi
bahwa setiap individu belajar secara berbeda dan memberikan berbagai
pengalaman akan membantu semua siswa. Pada saat yang sama, Ada
berbagai macam strategi pengajaran yang dapat digunakan guru untuk
mempromosikan Desain Universal dan oleh karena itu inklusi dalam ruang
kelas. Beberapa dari strategi ini dijelaskan dalam paragraf di bawah ini. Ketika
guru mulai mengenal siswa mereka sepanjang tahun ajaran, sementara
menggunakan sumber informasi seperti catatan siswa, mereka dapat
menyesuaikan instruksi mereka dengan baik agar sesuai dengan kebutuhan
siswa mereka.
Pada saat yang sama, filosofi Desain Universal sejalan dengan filosofi
yang lebih luas yang disebutkan dalam Konvensi Hak-Hak Penyandang
Disabilitas (PBB, 2006). Konvensi menguraikan pendekatan yang luas untuk
mendukung penyandang disabilitas melalui pendidikan inklusif. Inklusi
tersebut menuntut pendidik untuk menyediakan aksesibilitas bagi semua
orang. Menurut Pasal 9 Konvensi — untuk memungkinkan penyandang
disabilitas hidup mandiri dan berpartisipasi penuh dalam semua aspek
kehidupan, Negara-negara Pihak harus mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk memastikan akses penyandang disabilitas, atas dasar kesetaraan
dengan orang lain, terhadap lingkungan fisik, transportasi, terhadap informasi
dan komunikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi dan komunikasi, dan
terhadap fasilitas dan layanan lain yang terbuka atau disediakan untuk publik,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Langkah-langkah ini, yang harus
mencakup identifikasi dan penghapusan hambatan dan hambatan
aksesibilitas.
Pada tingkat praktis, instruksi yang fleksibel dapat bervariasi dari satu
kelas ke kelas lainnya. Misalnya, ini dapat berarti penggunaan beberapa
metode dalam setiap kategori presentasi, respons, dan keterlibatan, tetapi
juga dapat berarti bahwa guru menerapkan fleksibilitas dan meningkatkan
aksesibilitas dalam aktivitas tertentu. Misalnya, seorang guru dapat
menunjukkan video ke kelas dan menggunakan fungsi CC sehingga siswa
juga dapat membaca teks tertutup. Ini mungkin dianggap sebagai akomodasi
bagi siswa dengan gangguan pendengaran, tetapi memberikan cara yang
fleksibel bagi semua siswa untuk memahami konten.
Ada banyak cara untuk mengimplementasikan UDL di dalam kelas.
Strategi khusus apa yang dipilih guru untuk digunakan akan bergantung pada
profil siswa di kelas dan konten yang diajarkan. Hitchcock, Rose, Meyer, dan
Jackson (2002) memberikan beberapa contoh pelajaran yang menggunakan
UDL. Contoh-contoh ini dapat ditemukan dalam artikel ‘Menyediakan Akses ke
Kurikulum Umum’ yang tersedia sebagai bagian dari modul UDL di
www.aspu.am.
12

