Page 140 - BAHAN AJAR MSDM PERUSAHAN By Jandry P. Z. Ratu Kadja, SE.,M.Si
P. 140

mengukur sesuai dengan yang ingin kita ukur.
                Ujian  dapat  menjadi  contoh  dari  perilaku  seseorang,  tetapi  beber-
           apa  ujian  mewakili  secara  lebih  jelas  perilaku  yang  dijadikan  contoh
           dibandingkan yang lain. Sebagai contoh ujian mengetik, jelas sesuai den-
           gan perilaku disaat bekerja. Pada ekstrem lainnya, mungkin tidak terlihat
           ada  hubungan  antara  pertanyaan-pertanyaan  ujian  itu  dengan  perilaku.
           Inilah yang terjadi pada ujian proyeksi kepribadian. Jadi dalam Thematic
           Apperception Test (ujian persepsi kesadaran tematis). Psikolog meminta
           sesorang untuk menjelaskan bagaimana orang itu menerjemahkan sebuah
           gambar yang memiliki dua arti. Psikolog menggunakan interpretasi terse-
           but  untuk  menarik  kesimpulan  tentang  kepribadian  dan  perilaku  orang
           tersebut. Dalam ujian demikian lebih sulit untuk membuktikan bahwa uji-
           an itu dapat mengukur sesuatu yang terukur-bahwa mereka valid.
                Validitas  ujian  menjawab  pertanyaan,  “  Apakah  ujian  ini  mengukur
           apa yang seharusnya diukur? ” Lakukan dengan cara lain, validitas men-
           gacu pada kebenaran kesimpulan yang dapat kita buat berdasarkan hasil
           tes. Contohnya, jika Joni mendapatkan nilai  yang lebih tinggi pada ujian
           pemahaman  mekanis  komprehensif  dibandingkan  Jimmy,  dapatkah  kita
           yakin  bahwa  Joni  memiliki  kemampuan  pemahaman  mekanis  kompre-
           hensif yang lebih baik dari Jimmy?. Dengan memperhatikan ujian seleksi
           karyawan, validitas sering mengacu pada bukti bahwa ujian ini berhubun-
           gan dengan pekerjaan-dengan kata lain, prestasi sesorang pada tes terse-
           but  merupakan  alat  prediksi  yang  valid  untuk  menunjukkan  prestasinya
           pada pekerjaan. Tes seleksi harus valid, karena tanpa bukti validitas tidak
           ada alasan logis atau izin yang sah untuk terus menggunakannya dalam
           menyaring pelamar pekerjaan. Dalam ujian mempekerjakan, terdapat dua
           cara utama untuk menunjukkan validitas ujian yaitu: validitas kriteria dan
           validitas isi.
                Validitas kriteria membuktikan mereka yang berhasil dalam ujian  juga
           berhasil dalam pekerjaan dan mereka yang buruk saat ujian melaku-  kan
           pekerjaan  dengan  buruk.  Jadi  ujian  itu  memiliki  validitas  yang  dapat
           menyatakan bahwa orang dengan nilai ujian yang lebih tinggi melakukan
           pekerjaan dengan lebih baik. Dalam pengukuran psikologis, alat prediksi
           adalah pengukuran  (dalam hal  ini nilai  ujian)  yang  dihubungkan dengan
           sebuah kriteria, seperti prestasi pada pekerjaan. Istilah validitas kriteria


           132
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145