Page 145 - BAHAN AJAR MSDM PERUSAHAN By Jandry P. Z. Ratu Kadja, SE.,M.Si
P. 145

validasi kriteria (seperti yang dijelaskan dalam langkah 1 hingga  5).
                Validadi isi cenderung untuk menekankan penilaian. Di sini,  pertama-
                tama  kita  melakukan  analisis  pekerjaan  dengan  teli-  ti  untuk
                mengetahui   perilaku   kerja   yang   dibutuhkan.   Kemudian
                mengkombinasikan  beberapa  sampel  perilaku  pada  ujian.  Ujian
                keterampilan mengetik dan komputer untuk seorang pengetik  dapat
                menjadi  contoh.  Fakta  bahwa  ujian  itu  merupakan  sampel  yang
                komprehensif dari perilaku sebenarnya yang diamati pada  pekerjaan
                adalah hal yang memberikan vliditas isi dari ujian itu.  Validitas kriteria
                ditentukan  melalui  prosedur  lima  langkah  yang  dijelaskan
                sebelumnya.  Tabel  4.1  meringkas  pedoman  pengujian  penting
                seperti “gunakan ujian sebagai tambahan”

          Jenis-Jenis Ujian
               Dengan  mudah  kita  dapat  mengukur  ujian  menurut  apakah  mereka
          mengukur  kemampuan  kognitif  (mental),  kemampuan  motorik  dan  fisik,
          kepribadian dan minat, atau pencapaian.
                • Ujian kemampuan kognitif.
                  Ujian  kognitif  termasuk  ujian  kemampuan  pemahaman  umum
                  (inteligensia) dan ujian kemampuan mental khusus seperti  memori
                  dan pemahaman induktif.
                  (1) Ujian  Inteligensia.  Ujian  inteligensia  (IQ)  adalah  ujian kemam-
                     puan  intelektual  umum.  Mereka  bukan  hanya  mengukur  ciri
                     tunggal, tetapi ke kisaran kemampuan termasuk memori,
                     kosa  kata,  kefasihan  berbicara  dan  kemampuan  berhitung.
                     Awalnya  IQ  (intelligent  quotient)  adalah  quotient/hasil  bagi.
                     Prosedurnya  adalah  membagi  umur  mental  seorang  anak
                     (seperti  yang  diukur  oleh  ujian  inteligensia)  menurut  umur
                     kronologis  anak  itu,  kemudian  mengalikan  hasilnya  dengan
                     seratus.  Bila  seorang  anak  berumur  8  tahun  menjawab  per-
                     tanyaan  seperti  yang  mungkin  dilakukan  anak  berumur  10
                     tahun,  IQ-nya  adalah  10  dibagi  8,  dikali  100,  atau  125.  Bagi
                     orang dewasa tentu saja dugaan umur mental dibagi oleh  umur
                     kronologis tidak akan masuk akal. Karenanya, nilai IQ  seorang
                     yang dewasa sebenarnya adalah nilai turunan, yang

                                                                       137
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150