Page 151 - PDF Compressor
P. 151
tidak terlihat karena jarak pandang yang parah di tengah-te-
ngah hujan badai. Badan pesawat terbelah dua, sebuah crane
mengoyak sayap kiri, dan hidung pesawat langsung tergeret
mencium landasan.
Seratus meter yang memisahkan aku dan Ibu, dari laki-laki
paling berharga dalam hidup kami.
Aku masih freshman di NYU saat kejadian itu. Dan Ayah
terbang ke Los Angeles untuk mengikuti training di head office
kantor tempat dia bekerja, excited karena beliau berencana
langsung mengunjungiku di New York sebelum kembali ke
Jakarta, harusnya jadi pertemuan pertama kami sejak aku pin-
dah ke sana untuk sekolah. Ibu tadinya juga ingin ikut, tapi
batal di detik-detik terakhir karena kakinya terkilir, kecela-
kaan kecil saat berkebun di halaman rumah kami di Jakarta.
It was Halloween, my favorite holiday of the year since I was a 149
kid. Salah satu kenangan masa kecilku yang tidak akan kulupa
adalah minggu pertama kami sekeluarga pindah ke Houston,
Texas, karena pekerjaan Ayah. Aku masih berusia sembilan
tahun, dan kepindahan ini amat sangat tidak kusukai waktu
itu karena harus berpisah dengan sahabat-sahabatku di Jakar-
ta, dan aku masih ingat memasang aksi spoiled brat dengan
merajuk cemberut tanpa henti sejak kami mendarat di
Houston. Tapi satu hari, tanggal 31 Oktober 21 tahun yang
lalu, Ayah pulang kerja membawa satu buah labu raksasa
berwarna oranye cerah, dan mengajakku mengukir labu itu
menjadi wajah Jack O’Lantern, bercerita tentang Halloween.
Malamnya, Ayah dan Ibu membawaku keliling neighborhood
kami untuk trick-or-treating, bersama anak-anak lain dan
orangtuanya masing-masing, aku mengenakan kostum
Cleopatra yang dibelikan Ibu. A zillion and zillion of candies!
Trick-or-treating itu seru gila, dan aku tak henti-hentinya ter-
Isi-antologi.indd 149 7/29/2011 2:15:22 PM