Page 291 - PDF Compressor
P. 291

tiba.  ”Karena  rasanya  udah  pasti,  Key.  Setiap  lo  memesan
                makanan  begini,  rasanya  itu  udah  standar,  lo  nggak  bakal
                kecewa. Lo selalu dapat apa yang udah lo harapkan. Beda de-
                ngan kalau lo makan di restoran setipe, I don’t know, Social
                House atau Loewy atau Gyukaku, ekspektasi lo udah terba-
                ngun tinggi pas baca menunya dan lihat harganya, tapi ternya-
                ta kadang-kadang pas makanannya datang ternyata nggak se-
                suai dengan selera lo. Lo ngerti, kan maksud gue?”
                  ”Aah, bilang aja ini lagi bulan tua,” ledekku bercanda.
                  Ruly tertawa. ”Sialan lo.”
                  Tapi entah kenapa, ini karena aku terlalu pintar atau terlalu
                tolol ya, setiap ucapan Ruly harus kucoba definisikan analogi-
                nya. The whole ”assign meaning to everything” exercise yang te-
                rus kulakukan bahkan sampai kami sudah tertawa-tawa mem-
                bahas  apa  pun  di  dalam  mobilnya  menuju  RSPI.  Di  luar   289
                salah  satu  alasanku  mengagumi  Ruly  karena  simplicity-nya
                itu—bahwa akan sangat mudah bagi dia untuk membuat diri-
                nya senang, cukup dengan makanan sederhana yang dia sukai
                atau  bisa  jogging  setiap  hari  atau  bisa  main  bola  seminggu
                sekali dengan teman-teman segengnya, sementara orang-orang
                hedonis seperti aku dan Dinda dan Harris dan Panji butuh
                kebendaan  dan  berada  di  in-crowd  dan  hip  places  (termasuk
                harus  nonton  John  Mayer  ke  luar  negeri  baru  bisa  bahagia)
                untuk mendefinisikan kesenangan buat kami—aku juga men-
                coba memaknai kata-kata Ruly itu ke sisi yang lain.
                  Ini  aku  yang  sedang  mencoba  mengerti  Ruly  dan  mema-
                hami kenapa dia segitunya menyayangi dan mengagung-agung-
                kan Denise walaupun sahabatnya itu sudah menikah. Denise
                yang—oke, pernyataan berikut ini akan terdengar sangat som-
                bong—menurutku  biasa-biasa  aja,  walaupun  dia  memang
                anggun dan baik hati dan tidak sombong dan sejuta lagi kema-








        Isi-antologi.indd   289                                      7/29/2011   2:15:31 PM
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296