Page 292 - PDF Compressor
P. 292
laikatannya. Kenapa dengan hanya tersenyum dan mengobrol
selama lima belas menit aku sudah bisa membuat hampir se-
mua laki-laki lain kiss the ground I walk on, sementara dia
yang sudah pernah serumah denganku selama dua tahun dan
sudah bertahun-tahun setelah itu berteman denganku tetap
saja tidak bisa ”melihat” seorang Keara Tedjasukmana.
So guess what are these voices inside my head saying right
now. Katanya—dan maaf sekali lagi karena ini juga akan
terdengar sangat arogan—sederhana saja: karena bagi Ruly,
Denise itu seperti semua makanan fast food yang dia sukai itu,
sedangkan aku seperti sepiring kecil le foie gras. Yeah, I know
I must sound like a stuck up, pompous bitch right now but bear
with me for a minute and you will understand what I mean.
Suara di kepalaku mengatakan Denise bagi Ruly ibarat ru-
mah, seseorang yang sudah sangat nyaman buat dia, yang su-
290
dah sangat dia kenal sejak zaman mereka masih kedinginan
bareng di Boston bertahun-tahun yang lalu. Dia ibarat sepi-
ring nugget yang digoreng dengan apa pun dan dengan sambal
apa pun pasti enak, bahkan buat yang pertama kali makan.
And me? Aku ini sepotong hati angsa yang harus dibayar ma-
hal, dan sudah begitu pun kalau yang masak kurang jago
justru akan membuat menyesal yang makan.
Analogi dan pemaknaan barusan sepertinya cukup buat
siapa pun yang mendengarnya untuk memasukkan aku ke
rumah sakit jiwa.
”Eh, Key, ingat nggak waktu itu pas kita mutar-mutar di
Bali, lo bawa gue makan siang ke restoran yang enak banget
di daerah Jimbaran, apa ya namanya?” Ruly tiba-tiba membu-
yarkan pikiranku.
Kenapa aku terlalu mencintai kamu seperti kamu terlalu
mencintai Denise, Rul?
Isi-antologi.indd 290 7/29/2011 2:15:31 PM