Page 294 - PDF Compressor
P. 294
* * *
K e a r a
Aku tidak begitu mengenal Kemal kecuali bahwa dia pernah
satu sekolah dengan Denise waktu SMP dulu dan mereka
bertemu lagi setelah Denise bekerja di Border dan Kemal su-
dah jadi corporate lawyer, ketemunya juga kebetulan di salah
satu penandatanganan perjanjian kredit dengan nasabah
Denise yang ternyata direpresentasi oleh Kemal, kemudian
mereka pacaran singkat dan memutuskan untuk menikah.
Bagian dari Kemal yang aku tahu justru yang jelek-jeleknya,
aku sudah malas mengingat berapa kali Denise mengajakku
ngopi atau makan atau meneleponku untuk bercerita bahwa
ada lagi orang yang melihat Kemal sedang jalan dengan perem-
292
puan lain. Aku biasanya tidak berani memberi saran apa-apa
kecuali sesuatu seperti ”Lo yang paling tahu yang baik buat
lo, Nis,” dalam berbagai variasi kalimat tapi tetap bermakna
sama. Tapi aku ingat bahwa dalam satu kesempatan, waktu
Denise dengan pasrahnya ngomong, ”Nggak pa-pa kali ya,
Key, biar aja deh isinya berceceran di mana-mana yang pen-
ting botolnya pulang,” aku teringat Dinda pernah meledek aku
hal yang sama tentang Enzo, dan waktu itu aku spontan men-
cetus ke Denise, ”Gila lo ya, mau sampai kapan lo pasrah de-
ngan kelakuan laki lo yang nggak ada sama sekali respeknya
sama lo itu?” Denise waktu itu terenyak menatapku kaget,
kemudian dia memelukku dan menangis. Seminggu setelah
itu, Denise bercerita malamnya dia langsung bertengkar hebat
dengan Kemal, mengusir Kemal dari rumah, Kemal pergi tapi
besok subuhnya langsung kembali lagi ke rumah menyembah-
nyembah Denise meminta maaf. And guess what, Denise mem-
Isi-antologi.indd 292 7/29/2011 2:15:31 PM