Page 330 - PDF Compressor
P. 330

Gue  ingat  lo  tersenyum  dan  bilang  begini,  ”Gue  capek
               doang kok.”
                  ”Kalau  ada  apa-apa,  ngomong  ke  gue  ya,  Key,”  kata  gue
               malam itu. ”Kalau lo pusing karena ada nasabah lo yang ngem-
               plang dan perlu gue datangin untuk gue gebukin supaya bayar
               tunggakannya ke lo, gue juga mau.”
                  Keara tertawa.
                  That laugh that always messes with my mind.
                  Tapi kedua matanya jauh dari tertawa.




               K e a r a


               Aku pernah baca satu buku David Foster Wallace yang judul-
               nya This is Water, dan di buku itu ada satu cerita tentang dua
          328
               ikan kecil yang sedang berenang-renang di laut dan berpapas-
               an  dengan  ikan  tua  yang  menyapa  mereka,  ”Morning,  boys.
               How’s the water?” Kedua ikan kecil itu terus berenang sampai
               akhirnya  mereka  saling  menatap  dan  sama-sama  bingung.
               ”What  the  hell  is  water?” As  I  read  along, Wallace kemudian
               bercerita tentang bagaimana kita, human being, cenderung un-
               tuk tunduk pada default-setting untuk selalu self-centered, meli-
               hat kejadian sehari-hari di sekeliling dari kacamata kepenting-
               an  sendiri  dan  mengabaikan  realitas  apa  sebenarnya  yang
               sedang terjadi.
                  Dua ikan kecil itu adalah aku dan Ruly.
                  Dan air adalah keadaan yang kami abaikan.
                  Call me pathetic, tapi dada ini rasanya seperti diinjak-injak
               satu miliar orang di Cina setiap teringat analogi ini.
                  Dua ikan itu adalah aku dan Ruly menjadi idiot atas pera-
               saan kami masing-masing.








        Isi-antologi.indd   328                                      7/29/2011   2:15:33 PM
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335