Page 52 - PDF Compressor
P. 52
Keara menoleh dan mencibir, ”Jangan kayak orang susah
gitu dong.”
Gue tertawa. ”Udah, cuma sebentar ini doang. Siapa tadi
yang ngotot minta ke Chinese Garden?”
”Iya, gue tahu, tapi kan gue nggak nyangka MRT-nya se-
rame ini.”
”Sebentar doang, Key, nggak jauh ini,” gue menjawab sabar.
”Lagian nanti begitu di sana elo bisa langsung motret, kan?”
Keara tidak menjawab, cuma menghela napas.
I think somebody woke up on the wrong side of the bed this
morning. Atau dari tadi malam kali, ya? Gue nggak pernah
melihat dia sediam ini. Sejak acara romantic stargazing gue
dan dia tadi malam—nggak ada yang bilang ngomong roman-
tis itu banci, ya—Keara bukan Keara yang gue kenal biasanya.
Mungkin masih terpesona sama perut six-pack gue? Hahaha,
50
kalau gue ngomong ini kencang-kencang pasti gue langsung
digampar.
Okay, kidding aside, gue sebenarnya agak khawatir—bi-
ngung lebih tepatnya—dia kenapa. Tadi malam, romantic
stargazing yang gue nikmati selama hampir setengah jam itu,
Keara dengan damai berbaring di perut gue—oh yeah, I’m
gonna rub this in as much as I can, dia tiba-tiba bangkit dan
berkata datar, ”Pulang yuk, Ris. Gue ngantuk.” Buset, segitu
doang. Padahal gue udah mengumpulkan keberanian untuk
membelai rambutnya. Dan di menit ketiga puluh satu ketika
keberanian yang gue kais-kais itu akhirnya terkumpul, dia
cuma dengan cueknya bangun dan minta pulang.
Woman, what do I have to do to get my mojo to work on
you?
Isi-antologi.indd 50 7/29/2011 2:15:16 PM