Page 167 - Modul Ajar Fix per jenjang_2024/2025
P. 167

dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh salah
                   satu peserta didik sebagai perwakilan kelas.

                 PERTEMUAN KE-2
                 Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
                   Bapak/Ibu Guru memasuki kelas dengan menyapa, menanyakan kabar, dan memeriksa
                   kesiapan belajar peserta didik. Selanjutnya, Bapak/Ibu Guru memimpin doa dan mengecek
                   kehadiran peserta didik sebelum pembelajaran dimulai.
                   Bapak/Ibu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran di pertemuan kedua belas yang akan
                   dicapai melalui aktivitas pembelajaran. Bapak/Ibu Guru juga dapat memberikan sedikit ulasan
                   materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya sebagai pengingat.
                   Bapak/Ibu Guru menyampaikan apersepsi melalui contoh kasus, misalnya fenomena kasus
                   ketimpangan gender. Bapak/Ibu Guru dapat memanfaatkan artikel berita atau gambar.
                   Selanjutnya, Bapak/Ibu Guru mengajukan pertanyaan berikut. Bagaimana pendapat kalian
                   tentang kesetaraan gender? Mengapa ketimpangan gender terjadi? Apakah ketimpangan gender
                   termasuk masalah sosial akibat pengelompokan sosial?
                   Jawaban peserta didik tentu beragam. Akan tetapi, Bapak/Ibu Guru dapat memberikan
                   penguatan dan arahan bahwa pengelompokan sosial terbentuk karena adanya prasangka dan
                   labelisasi. Misalnya, labelisasi budaya bahwa perempuan lebih cocok bekerja di sektor
                   domestik. Labelisasi tersebut menyebabkan terjadi masalah sosial berupa ketimpangan gender.


                 Kegiatan Inti (90 Menit)
                   Bapak/Ibu Guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca artikel
                   berjudul Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita? pada laman
                   https://puslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-
                   apamaknanya-bagi-pendidikan-kita sebagai bentuk penanaman budaya literasi peserta didik.
                   Bapak/Ibu Guru dapat berdiskusi mengenai tantangan dan kesempatan yang dapat diraih
                   kelompok generasi Z di dunia pendidikan.

                   Bapak/Ibu Guru dapat menggunakan model debat dalam pembelajaran. Peserta didik dibagi
                   menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok pro dan kelompok kontra dengan pernyataan
                   pemantik bahwa pengelompokan sosial selalu menyebabkan permasalahan sosial.
                   Setiap kelompok diarahkan untuk berdiskusi mencari data-data yang mendukung sikap pro dan
                   kontra berdasarkan berbagai sumber belajar. Setiap kelompok dapat membagi tim untuk
                   mencari data dan fakta pendukung menjadi empat kategori, yaitu (1) mencari melalui internet,
                   (2) mencari video pendukung, (3) mencari infografis, atau (4) gambar yang relevan dijadikan
                   data pendukung.
                   Peserta didik dikondisikan untuk duduk berhadapan agar memudahkan proses debat. Bapak/Ibu
                   Guru bertindak sebagai pihak netral yang mengontrol proses debat agar tidak keluar dari topik.
                   Adapun contoh posisi duduk peserta didik sebagai berikut.

























                   Bapak/Ibu Guru membimbing peserta didik melakukan penarikan kesimpulan konsep masalah
                   sosial akibat pengelompokan sosial dari aktivitas debat yang telah dilakukan. Pada kesempatan
                                                             7
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172