Page 169 - Modul Ajar Fix per jenjang_2024/2025
P. 169
3. Mengapa pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan dipandang tepat menjadi
solusi untuk memecahkan masalah eksklusi sosial bagi penyandang disabilitas?
Jawaban
1. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, seperti halnya penyandang
disabilitas. Penyandang disabilitas seharusnya memiliki hak dan kesempatan yang sama
dengan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, sifatnya bukan kedermawanan atau
charity. Hak-hak tersebut harus dipenuhi untuk mendorong inklusi sosial dan partisipasi
kelompok penyandang disabilitas.
2. Banyak penyandang disabilitas kehilangan pekerjaan pada masa pandemi Covid-19. Mereka
juga menjadi kelompok rentan, selain karena faktor kesehatan, kemampuan mobilitas pada
masa pandemi juga makin membatasi mereka. Oleh karena itu, bantuan ekonomi, prioritas
vaksin, dan rehabilitasi diberikan pemerintah.
3. Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan menekankan pada pengembangan
potensi diri penyandang disabilitas. Dengan demikian, mereka mampu secara mandiri
memenuhi kebutuhan hidupnya dan berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan.
Setelah memecahkan kasus, Bapak/Ibu Guru dapat memberikan penguatan melalui umpan
balik pembahasan jawaban soal yang tersedia. Bapak/Ibu Guru menanyakan materi yang sulit
dipahami dan mempersiapkan bahan bacaan atau rangkuman materi untuk peserta didik.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik diberi kesempatan menanyakan materi yang belum dipahami. Selanjutnya,
Bapak/Ibu Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan
ini. Pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan salam.
PERTEMUAN KE-3
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Bapak/Ibu Guru memimpin doa sebelum memulai kegiatan pembelajaran atau meminta
perwakilan kelas untuk memimpin doa bersama. Selanjutnya, Bapak/Ibu Guru berkeliling
memeriksa kesiapan belajar seperti melihat kehadiran peserta didik berdasarkan buku
kehadiran, melihat kebersihan kelas, dan ketersediaan fasilitas pendukung pembelajaran.
Jika peserta didik dan lingkungan belajar sudah kondusif, Bapak/ Ibu Guru dapat memberikan
motivasi belajar. Misalnya, melalui video pendek yang menginspiratif diambil dari akun
YouTube Ditjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI dengan judul Gading, Penyandang
Disabilitas Yang Menginspirasi Banyak Orang. Jika Bapak/Ibu Guru kesulitan
menayangkan video tersebut, dapat diganti dengan cerita dari tokoh inspiratif di Indonesia.
Bapak/Ibu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga belas dan
menyampaikan apersepsi. Kegiatan apersepsi dapat dilakukan menggunakan cerita pendek
berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu Guru ataupun pengalaman peserta didik ketika berada
dalam kelompok sosial. Bapak/Ibu Guru juga dapat memberikan sedikit ulasan materi yang
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti (90 Menit)
Bapak/Ibu Guru membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok
terdiri atas 4-5 orang, memiliki ketua kelompok, dan terdiri atas laki-laki dan perempuan.
Peserta didik dapat memilih anggota kelompoknya dengan syarat yang ditetapkan Bapak/Ibu
Guru atau menggunakan cara undian.
Bapak/Ibu Guru mengarahkan peserta didik membaca artikel berjudul Devide et Impera
Mengenal Taktik dan Strategi Orang Belanda yang disajikan pada Buku Siswa. Bapak/Ibu
Guru dapat mengembangkan pertanyaan berdasarkan artikel yang dibaca oleh peserta didik.
Misalnya, “Apa yang harus dilakukan jika ada kelompok yang menyebarkan prasangka buruk
untuk kelompok lain?”, “Apakah prasangka dapat menimbulkan dampak buruk bagi
masyarakat?”
9