Page 320 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 320

BAHAN MATERI FILM SEJARAH





              Bali adalah karena kekuasaan de facto tidak ada di daerah-daerah tersebut.
              Pada waktu ini, teori yang dianut di Belanda adalah tulang punggung

              Republik Indonesia terdapat di Jawa. Jika Jawa hancur, berarti lenyaplah
              Republik Indonesia. Sekarang, dapat dilihat Belanda sudah mengadakan
              blokade pada pulau Jawa, dengan menduduki lapangan-lapangan terbang

              di Denpasar, Banjarmasin, Muntok dan Palembang. Tujuannya apabila
              sudah tiba saatnya mereka akan menggempur  secara  besar-besaran dan
              dengan mudah dapat merebut Jawa dari segala penjuru.
                    Pertempuran yang terjadi pada tanggal 20 Nopember 1946 oleh
              orang-orang Bali disebut Puputan Margarana.Dalam pertempuran tersebut,

              Letkol Ngurah Rai menyusun kembali induk pasukan Resimen Sunda Kecil
              yang berjumlah personil 70 orang dengan senjata api melimpah. Sebagai
              kekuatan  resmi  dari  angkatan  bersenjata  untuk  memertahankan  wilayah

              Republik Indonesia di Sunda Kecil, maka dibuat sebuah lencana Merah
              Putih dihiasi huruf berbunyi Ciungwanara yang dilekatkan pada pakaian
              seragam, sebagian hitam-hitam dan sebagian lagi hijau.
                    Pertempuran yang tidak seimbang itu, sangat didominasi oleh pihak
              Belanda dengan aksinya yang lebih gencar memuntahkan peluru-peluru,

              senapan mesin otomatis, granat, bom, mitralyur dari pesawat udara
              sehingga  di  pihak  pasukan  Ciung  Wanara  sudah  mulai  ada yang tewas
              kena tembakan musuh. Melihat ini, Letkol Rai sangat berang dan dengan

              perintahnya kepada anggota pasukan agar mereka menuntut balas sampai
              titik darah penghabisan. Mendengar perintah dari pimpinan, maka seluruh
              anggota induk  pasukan  Ciung Wanara maju sambil  berteriak  Puputan!
              Puputan! Puputan!.
                    Dari pihak tentara Belanda tidak seorangpun berani maju, sebaliknya

              anak-anak pasukan Ciung Wanara maju dan mengamuk. Tentara Belanda
              tidak berani menghadapi mereka satu demi satu, kecuali memuntahkan
              peluru dari semua jurusan di darat dan dari udara. Akibat semburan banjir

              peluru ini, satu per satu anak-anak pasukan Ciung Wanara roboh ke tanah

              320
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325