Page 442 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 442

BAHAN MATERI FILM SEJARAH





              profesional. Pemikiran Pupella ini mempengaruhi perjalanan perjuangan
              rakyat di Maluku yang direncanakan baik secara fisik bersenjata maupun

              parlementer  hingga penumpasan  Republik Maluku Selatan (RMS).
              Akibatnya, perjuangan yang dilakukan lebih bersifat gerakan bawah tanah.



              e. Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Dari Kelompok Separatis   RMS
                    Berbagai   upaya   dilakukan    oleh   kaum    nasionalis  untuk
              mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya ialah melalui Konferensi
              Meja Bundar (KMB). Melalui Konferensi Meja Bundar, secara resmi Belanda
              telah menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada RIS sepenuhnya sebagai

              negara yang berdaulat dan merdeka. Maluku pada masa itu masuk ke dalam
              wilayah Republik Indonesia Serikat.
                    Namun, upaya untuk mempertahankan Maluku sebagai bagian dari

              wilayah Republik Indonesia Serikat mendapat tantangan dari berbagai
              pihak, tak terkecuali pertentangan yang terjadi di  Ambon dan Ternate.
              Pertentangan yang banyak terjadi di Ambon misalnya berupa penganiayaan,
              penangkapan serta pemenjaraan anggota PIM. Propaganda anti Republik
              Indonesia Serikat pun terus dilakukan.

                    Upaya penganiayaan tersebut beberapa kali terjadi diantaranya pada
              tanggal 17 Februari 1950, terjadi penganiayaan terhadap salah seorang
              anggota PIM di Tanjung Sial di Seram. Kemudian, pada 18 Februari, oknum

              polisi melakukan penganiayaan terhadap dua orang anggota PIM, yaitu
              Djafar Lumaila dan Abdulrrahman. Pada 19 Februari 1950, oknum polisi di
              Ambon kembali menganiaya anggota PIM Djafar Mewar dan kelompoknya.
              Pada 12 Maret 1950, sersan Tomasoa mengunjungi Assilulu dan membuat
              propaganda. Kemudian pada 16 Maret 1950 polisi menangkap anggota

              PIM Ibrahim Tangko, dan pada 17 Maret 1950 polisi juga menangkap Awat
              Betawi, Moh. Awan dan juga Ahmad Bangsawan Mahulete karena terlibat
              di dalam organisasi PIM. Tindakan lainnya adalah polisi di Wakasihu

              menangkap seorang anggota PIM A. Ohorella bersama istrinya.

              442
   437   438   439   440   441   442   443   444   445   446   447