Page 50 - Buku Pedoman Teknis Fotografi
P. 50
a) Pemotretan bangunan (benda tidak bergerak)
Pemotretan bangunan merupakan salah satu pekerjaan perekaman terpenting
di dalam fotografi benda cagar budaya. Hal ini disebabkan karena bangunan
berukuran besar dan memiliki struktur yang jauh lebih kompleks
dibandingkan benda-benda lain basil buatan manusia.
Untuk basil terbaik gunakan kamera dengan film format besar, setidaknya
kamera SLR 35 mm. Kamera otomatis jenis pocket kurang dianjurkan karena
dapat menyebabkan bangunan terlihat lebih kecil dibandingkan aslinya, hat
ini disebabkan karena kamera pocket memiliki lensa tunggal yang tidak dapat
diganti, berukuran kecil, dan di bawah standar ukuran lensa normal 50 mm.
Sebelum melakukan pemotretan sebaiknya kita mengambil keputusan tentang
a) jenis kamera yang akan digunakan, b) jenis film, c) alat bantu penerangan
(ingat, ukuran bangunan yang besar dan memiliki banyak bagian yang
mungkin harus diambil rinciannya di dalam kondisi pencahayaan rendah),
dan c) peralatan lain yang dibutuhkan untuk melakukan pemotretan
bangunan.
Namun hat ini belum cukup, kita masih perlu melakukan pengamatan
menyeluruh terhadap bangunan, serta membuat perencanaan tentang apa yang
akan diabadikan: kenampakan keseluruhan bangunan dan bagian-bagian
tertentu yang dianggap perlu. Pemilihan sudut pengambilan, penggunaan
Jensa, atau pemanfaatan sinar natural dan artifisial untuk menghasilkan foto
yang baik perlu mempertimbangkan tentang informasi tertentu yang hendak
direkam, bukan sekedar aspek fisik bangunan tersebut. Foto belum tentu
berguna bagi kepentingan arkeologi bila informasi yang hendak diabadikan
tidak tampak pada basil foto setelah proses pencetakan.
Sebagai pedoman pemotretan bangunan dapat diperhatikan langkah-
langkah sebagai berikut.
I. Perhatikan bentuk dan kondisi objek
2. Tentukan informasi apa yang hendak ditonjolkan atau hendak diabadikan
dalam foto
3. Pilih bagian dari bangunan yang hendak diabadikan, pertimbangkan
lingkungan bangunan yang menjadi kesatuannya untuk direkam,
kemudian pilih sudut pengambilan sesuai kriteria yang dikehendaki.
4. Singkirkan rintangan yang dapat menggangu basil pemotertan, apabila
perlu objek dapat dibersihkan lebih dahulu
5. Tentukan tingkat kerincian (detail) dari objek yang menjadi sasaran.
Pemilihan ini berhubungan dengan komposisi gambar yang akan
dihasilkan. Penentuan komposisi ini ditentukan oleh informasi yang
hendak ditonjolkan.
34