Page 59 - Buku Pedoman Teknis Fotografi
P. 59

Secara khusus dapat saja kita melakukan perekaman terhadap kegiatan
          pelestarian objek secara berulang. Tujuan ini adalah untuk memenuhi
          kebutuhan informasi pada jenis yang kedua, yaitu melihat proses penanganan
          sebuah warisan purbakala. Melalui serangkaian pemotretan yang terencana,
          diharapkan kita akan memperoleh gambaran utuh tentang tahapan-tahapan
          pelestarian dimulai ketika peninggalan purbakala itu masih dalam kondisi
          sebelum ditangani sampai dengan kondisi terakhir setelah ditangani. Seperti
          juga pemotretan jenis pertama, pemotretan jenis ini dapat dipergunakan
          sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan atau kegagalan sebuah penanganan.
               Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemotretan kegiatan ini
          adalah:
          a.  tidak tertuju seluruhnya pada orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan
             pelestarian
          b.  terdapat keseimbangan antara objek yang ditangani dengan orang-orang
             yang melakukan penanganan objek pada foto
          c.  sedapatnya membatasi pengambilan foto jarak dekat (close up) karena
             informasi yang dapat disajikan terbatas, kecuali untuk memperlihatkan
             proses pelestarian dan hasil pelestarian
          d.  dalam sebuah pertemuan yang berhubungan dengan masalah pelestarian,
             suasana pertemuan dapat direkam untuk memperlihatkan hubungan
             interaktif antara peserta pertemuan, serta identitas sebuah pertemuan
             (spanduk, baliho, dll.).
          Kita dapat menggunakan semua jenis lensa dan sumber cahaya untuk
          melakukan pemotretan, tergantung kondisi pencahayaan lokasi, objek yang
          ditangani, ruang yang tersedia untuk melakukan pemotretan, serta banyaknya
          orang yang terlibat di dalam pekerjaan pelestarian.
               Berikut ini salah satu contoh tahapan kegiatan pemotretan pelestarian
          benda cagar budaya, yaitu kegiatan ekskavasi (penggalian) arkeologi.
           a) A/at dan bahan fotografi
             - kamera standar (SLR 35)
             - film (berwarna, hitam putih, slide)
             - baterai untuk kamera dan lampu kilat
             - lensa (lensa makro, normal, dan zoom)
             - pelindung cahaya (lens hood)
             - cable release
             - statif (monopod, tripod)
             - pengukur cahaya (lightmeter)
             - lampu kilat (blitz)


       Pedoman Teknis Fotografi Benda Cogar Budaya                          43
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64