Page 28 - E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS PBL SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
P. 28

e. Akibat Kekurangan Protein
           e. Akibat Kekurangan Protein
                 Kekurangan protein sering ditemukan bersamaan
         dengan  kekurangan  energi  yang  menyebabkan
         penyakit marasmus dan kwarsiorkor.
             Marasmus umumnya diderita oleh bayi usia satu
             tahun.  Penyebab  penyakit  tersebut  karena
             terlambat diberi makanan tambahan, penyapihan
             mendadak,  sering  terserang  infeksi  saluran
             pencernaan,  atau  formula  pengganti  ASI  terlalu
             encer.  Marasmus  berpengaruh  pada  keadaan
             mental atau fisik yang sukar diperbaiki. Gelajanya
             yaitu  anak  apatis,    tampak  lebih  tua,  dehidrasi,
             pembengkakan  hati,  mudah  terserang  infeksi
             saluran  pernafasan,  pertumbuhan  lambat,  serta                    Gambar 1.5. Anak Kwarsiorkor dan
             lemak  di  bawah  kulit  berkurang,  tetapi  tidak  ada                         marasmus
             edema.                                                                sumber : https://hsepedia.com/
             Kwarsiorkor umumnya diderita anak-anak usia 2-
             3 tahun, dengan gejala pertumbuhan terhambat,
             otot-otot berkurang dan melemah, bagian muka
             berbentuk      bulat     seperti    bulan,    gangguan
             psikomotorik,     perubahan       kulit   dan     rambut
             (depigmentasi,  kering,  dan  pecah-pecah),  serta
             edema pada kaki, perut dan tangan.


             d. Akibat Kelebihan Protein
             d. Akibat Kelebihan Protein


                   Protein  yang  berlebihan  tidak  menguntungkan
         karena  dapat  menyebabkan  obesitas,  asidosis,
         dehidrasi, diare, kenaikan ammonia, dan urea dalam
         darah  serta  demam.  Kelebihan  protein  tidak  dapat
         disimpan  di  dalam  tubuh.  Apabila  di  dalam  tubuh
         terjadi  kelebihan  protein,  protein  tersebut  akan
         dirombak       di    hati    menjadi      senyawa        yang
         mengandung  unsur  N  dan  senyawa  yang  tidak
         mengandung  unsur  N,  senyawa  yang  mengandung
         unsur  N  misalnya  NH₃  (ammonia)  dan  NH₄OH
         (ammonium            hidroksida).       Senyawa          yang
         mengandung  unsur  N  akan  disintetis  menjadi  urea.
         Pembentukan urea berlangsung di dalam hati karena
         sel-selnya  memproduksi  enzim  arginase.  Urea  yang
         dihasilkan  tidak  diperlukan  oleh  tubuh  dan  akan  di
         keluarkan  bersama  urine.  Sementara  itu,  senyawa
         yang  tidak  mengandung  unsur  N  akan  mengalami
         sintesis kembali menjadi bahan baku karbohidrat dan
         lemak.







                                                                                                               13
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33