Page 71 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 71
b. Sisa Abu: Abu yang tertinggal setelah pembakaran berisi unsur mineral
yang tidak mudah terdegradasi pada suhu tinggi. Ini mencakup unsur-unsur
seperti kalium (K), fosfor (P), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan lainnya.
Proses ini memberikan gambaran mengenai komposisi unsur hara dalam
sampel (Marschner, 2012).
Setelah pembakaran, abu yang tertinggal dianalisis lebih lanjut menggunakan
beberapa teknik untuk mengidentifikasi kandungan unsur hara yang ada.
Dua teknik yang sering digunakan adalah :
a. Spektroskopi Serapan Atom (AAS): Teknik ini digunakan untuk menganalisis
elemen-elemen tertentu dalam abu dengan memanfaatkan cahaya yang
diserap oleh atom-atom elemen tersebut. AAS sangat efisien untuk
menganalisis unsur-unsur seperti kalsium, magnesium, dan kalium (Bremner,
1996).
b. X-ray Fluorescence (XRF): XRF digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengukur elemen-elemen mineral dalam abu dengan memanfaatkan emisi
sinar-X. XRF memiliki keunggulan dalam analisis sampel secara cepat dan
non-destruktif, serta dapat digunakan untuk menganalisis berbagai unsur
hara dalam sampel (Marschner, 2012).
4.2.2. Fungsi Analisis Abu
Analisis abu memiliki peran penting dalam mengidentifikasi kandungan
unsur hara dalam tanaman dan tanah. Melalui analisis ini, kita bisa
mengetahui kadar unsur hara yang ada, yang sangat berguna untuk
pengelolaan tanah dan pemupukan.
a. Menentukan Kelebihan dan Kekurangan Unsur Hara: Salah satu fungsi
utama dari analisis abu adalah untuk mengetahui apakah tanaman atau
tanah kekurangan atau kelebihan unsur hara tertentu. Misalnya, jika analisis
menunjukkan kekurangan nitrogen atau fosfor, pemupukan yang sesuai
dapat dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut dan meningkatkan
hasil pertanian (Bremner, 1996).
60

