Page 141 - 9 dari Nadira
P. 141
'fasbih
I
"T"t 0 ... "
"Ya, saya mengharapkan Anda bersedia terbuka dan
berani menjawab apa adanya .. ."
Mata Nadira yang bulat bercahaya menantang Tito
Putranto; konglomerat muda yang tak bisa ditantang. D i a
tersenyum.
" S h o o t your question!·
"Pertanyaan sayasederhanasekali. Apayangsebetulnya
terjadi pada tanggal 19 Mei jam 11 malam di kantor Anda
lantai 17?"
T e ssa datang bersama nampan, lengkap dengan secang
kir kopi latte, secangkir kopi hitam, dan sepasang lesung
pipit.
"Terimakasih, Mbak ... ," kata Nadira menerima kopi
hitam itu.
"Tessa ... ," si Lesung Pipit mengoreksi Nadira.
"Ah, ya ... T e r imakasih, Tessa."
"Saya selalu ingin semua pelayan saya orang-orang
yang bersih, cantik, dan terdidik." kata Tito menatap T e ssa
yang melenggang, menghilang dari ruangan emas itu.
"Nah, jawaban dari pertanyaanmu tadi, sederhana
s a j a ... ," Titotersenyum, " J anuar sudah mempunyai perjanji
an legal dengan perusahaan saya untuk mengembalikan
pinjaman serta bunga secara bertahap. Sudah jatuh tempo
.
enam bu Ian yang lalu, kami hanya memberi peringatan .. "
d
"Dengan menggelantung tubuhnya terbalik i balkon,
seperti seekor kelelawar yang sedang gelayutan di pohon?"
Terdengar ledakan tawa Tito. T e r bahak-bahak.
"Kamu cerdas ... Kamu sunigguh cerdas ... Kelelawar yang
gelayutan ... , itu sebutan yang jitu," Tito terpingkal-pingkal
hingga air matanya menyembul dari ujung matanya.
Nadira menggaruk dagunya yang tidak g a tal.
1�4