Page 150 - 9 dari Nadira
P. 150
beilo §. Chudori
formulir cuti. Tara mengambil f o r mulir cuti itu dengan eng
gan, tetapi dia juga agak lega. Karena itu artinya dia tak
perlu melihat lelaki itu, lelaki yang sangat dikenalnya itu,
menjemput Nadira setiap malam. Tara mengambil bolpen
d
dari sakunya, dan tiba-tiba i a membaca sebuah kata dalam
formulir itu yang membuat tubuhnya membatu.
"Cuti. .. menikah?"
"Y a , M as ... •
Tara menatap wajah Nadira. Dia melihat danau kem
bar itu berkilat-kilat, bercahaya. Nadira kelihatan begitu hi
dup dan begitu bahagia. Tara menelan ludah. Dia menan
datangani formu i r itu dengan jari yang sedikit gemetar, lalu
l
meninggalkan kertas kuning itu di atas meja.
***
Arya tengah membaca, atau tepatnya menatap buku karya
Nurcholis Madjid. Tetapi matanya tak bisa beranjak dari
kata yang sama. Buku yang selama beberapa hari terakhir
i n i berhasil meringkus perhatian Arya kini hanya seper
ti lautan kata, kata, kata ... IPerhatian Arya kini ada pada
adik bungsunya. Adiknya memutuskan untuk menikah.
Seharusnya Arya ikut berbahagia, karena akhirnya Nadira
berhasil menemukan kebahagiaannya di usia 33 tahun. Dia
akan menikah dengan Niko Yuliar, lelaki berusia 39 tahun.
Arya memandang Nadira yang tengah memberes-beres
kan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam kotak
kardus. Sejak Nadira pindah ke tempat kos dekat kantor
nya, ia hanya membawa baju dan beberapa buah buku
saja, karena kamar kosnya terlalu sempit. Tetapi kini, men
jelang pernikahannya, Nadira dan calon suaminya beren
cana pindah ke sebuah rumah Niko Yuliar yang asri, yang
kebetulan terletak tak jauh dari Bintaro; dekat dengan ru
mah keluarga Suwandi.
14�