Page 155 - 9 dari Nadira
P. 155
Ciuman 'f erpan jang
yang bersemu mer ah.
Arya belum pernah melihat adiknya tertawa sekenes
itu. I ni perangai yang tidak beres. Apakah Nadira sudah ke
masukan setan?
"ltu lirik lagu dangdut?" tanya Arya yang sudah tak
tahan lagi.
Nadiratertawa terkekeh-kekeh ceria dan tak menyadari
bahwa Arya semakin berlipat kedongkolannya.
Arya mendehem, "Nad ... , aku sungguh ingin kamu
bahagia. Aku harus tahu, apa kamu yakin ini memang
pilihanmu."
Kini wajah Nadira berubah mendung. "Ada apa, Kang?
Kenapa Kang Arya tidak suka Niko?"
"Oh bukan, bukan, ini tidak ada urusannya dengan
Niko ... ; Arya buru-buru menenangkan adiknya yang wa
jahnya menjadi kelabu. • Akang cuma heran ... , apa yang ter
jadi dengan Tara? Bukannya dia sudah lama menaruh hati
padamu? Sudah ratusan tahuni, tepatnya begitu ...
"Sosok Niko ini baru kau kenal selama enam bulan,
tiba-tiba kamu sudah dilamar. Ada baiknya kalian saling
mengenal dulu lebih jauh. Pernikahan kan kalau bisa sekali.
Kamu sudah lihat bagaimana rumah tangga Yu Nina dan
MasGilang."
Nadira terdiam. Dia sama sekali tak berminat men
dengarkan kegagalan rumah tangga kakaknya. Tepatnya,
urusan perkawinan Yu Nina dan Gilang itu selalu dikelir
warna hitam di dalam lemari ingatan Nadira.
Sebuah buku hitam kini tergenggam di tangan Nadira.
Nadira tak bisa memutuskan, apakah dia akan membawa
buku harian ibunya itu ke rumah barunya; atau ditinggalkan
saja di Bintaro.
,
"Nad ... , tolong, tolong dengarkan Kang Arya " kini Arya
148