Page 212 - 9 dari Nadira
P. 212

beila ,§.  Chudori





                 dalam urusan bisnis,  aku tak tahu. Yang jelas,  Niko mem­
                 bangun  sebuah  kantor  survei  politik dan  ekonomi. Tetapi

                 zaman sekarangmembangun sebuah kantor dengan berbagai
                 nama sama mudahnya dengan mengeluarkan angin dari lu­
                 bang pantat.

                       Dan aku juga tahu, sosok yang paling merasa terpuruk
                 karena p e r kawinan ini adalah Tara. Lelaki berhidung lancip

                 dan bermata tajam itu tiba-tiiba terlihat murung dan gelap,
                 sementara Nadira-seperti yang diumumkan segenap rom­
                  bongan burung nazar lantai t:ujuh majalah T e r a-telah ber­

                  ubah  menjadi  Tinkerbell  yang lincah tak  keruan. Tertawa
                 bahagia hingga mengikik-ngikik seperti seorang gadis puber,

                 mengenakan  b a j u dengan  warna-warni yang cerah,  meng­
                  ucapkan selamat pagi atau selamat siang kepada s iapa saja

                 yang  ditemuinya,  dan  bahkan  mencoba  ikut  bergabung
                 dengan  kelompok  burung nazar  meski  sekadar  basa-basi
                 lima menit. Semua warga lantai tujuh membuat maklumat

                 bahwa Nadira Suwandi sudah "sembuh"  dari  kegilaannya,
                 dan  sudah  hidup  "normal"  karena  kolong  mejanya  kini

                 bersih, licin, dan sentosa. H anya Andara, Yosrizal, dan aku
                 yang memperhatikan, Tara adalah satu-satunya mahluk yang
                 terlihat seperti seekor anjingyang dikhianati tuannya.

                       D i   suatu pagi yang masih gelap dan dingin, dua minggu
                 sebelum pernikahan  Nadira,  aku melihat tiga orang lelaki

                 masuk ke lantai delapan. Jam sudah  menunjukkan  pukul
                 tiga. Saat itu kantor Tera hanya bersisa segelintir wartawan,
                  dan  beberapa  desainer  dan  penata  letak  yang terkantuk­

                 kantuk. Dari tinggi tubuhnya, aku sudah tahu, itu tubuh Tara
                 yang sedang ditopang oleh Andara dan Yosrizal. Aku segera
                 memburu mereka dan membantu Tara  untuk duduk di so fa

                 lobi kantor kami. Pori-pori Tara meruapkan aroma alkohol.
                  Mereka pasti baru saja minum habis-habisan di Joe's Bar.


                                                   20§
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217