Page 211 - 9 dari Nadira
P. 211
Sebiloh �isou
ngobrol dan berdiskusi atau bahkan bertengkar: Karl
Marx, Darwin, John Lennon, Virginia Woolf, Sylvia Plath,
Kartini, Bung Kar no, Chairil Arnwar ... Apa saja yang mereka
ributkan?" Nadira kini memejamkan matanya.
·Mungkin Chairil Anwar yang ingin hidup 1.000 tahun
lagi akan berdebat dengan orang-orang seperti Virginia
Woolf, Sylvia Plath, dan Anne Sexton yang memutuskan
tidak ingin hidup selama itu ... , • kataku agak sembarangan.
Nadiratampak terkejut. Aku jugaterkejut oleh ucapanku.
i
Tapi Nadirakemudian tertawa. "I tu betul. Chair akan sangat
i
marah pada mereka yang meninggalkan hidup ... •
D i a lama terdiam, tapi aku yakin, kulihat bibirnya ber
gumam terus-menerus seperti mengucapkan z ikir. Matanya
terpejam. Aku mulai percaya, Nadira menyelamatkan di
rinya dengan zikir yang didengarnya se j ak ia masih kecil.
Kali ini hatiku pecah dan sekuat tenaga aku melawan air
mata. Sesungguhnya Nadira tengah berjuang melawan ke
inginan untuk mati.
***
U ndangan itu bukan hanya menyentakku, tetapi menyentak
seluruh isi kantor. Nadira akan menikah! Empat tahun
setelah kematian ibunya, barulah Nadira hidup kembal .
i
D i a dibangunkan oleh seseorang bernama Niko Yuliar,
aktivis 1970 hingga 1980-an yang pernah ikut demonstrasi
menentang NKK/BKK.
Aku s e n diri tak tahu apa profesi Niko saat ini. Aku
hanya mendengar dia sudah bermesraan dengan berbagai
pengusaha dengan judul pekerjaan "konsultan·. Entah apa
yang dikonsultasikan, karena keahlian Niko sebetulnya ber
politik i lapangan. Mungkin dia jadi broker politik, atau
d
mungkin juga dia betul-betul menjadi konsultan profesional
204