Page 208 - 9 dari Nadira
P. 208

beila /D.  Chudori





                       S e andainya aku rnemiliki seernber air berisi es, aku ingin
                 rnenyirarnkannya ke atas kepala burung-burung nazar  ini.

                 Tapi aku hanya punya kertas dan pensil. Dan tentu saja tak
                 rnungkin  aku  rnencelobot  perut  rnereka  dengan  pensilku
                 yang tajarn.  Aku  tak  ingin  dipenjara.  Apapun  kesalahan

                 Nadira,  seharusnya rnereka  rnernbela  dia sebagai  kawan;
                 sebagai anggota keluarga Tera.




































                                                    ***


                       "Apa kata Mas G?"

                       Nadira duduk di bawah kolong rnejanya, rnenggigit apel
                 hijau. Aku  sudah rnemberinya  sebatang sisir, tapi  rarnbut

                 Nadira tetap berrninyak, berantakan, seperti belurn kena air
                 selarna sebulan. Penarnpilannya seperti  gernbel,  rneski dia
                 rnengenakan  kerneja  putih dan jins berrnerek rnahal. Aku

                 duduk bersila  i   lantai. Jadilah karni duduk di lantai kantor
                                   d
                 seperti lesehan di Malioboro.



                                                   201
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213