Page 207 - 9 dari Nadira
P. 207
Sebiloh Pisou
• Aku akan membelikan kamu sebatang sisir, • kataku
memperbaiki rambutnya yang awut-awutan.
D i a tertawa. Terbahak-bahak. Aku berhasil membuat
nya tertawa.
***
"Cerdas, tapi terlalu aneh."
"Ya, pasti jadi aneh, ibunya bunuh diri, ya anaknya pasti
pada aneh semua."
"Kalau ke kantor bawa buku satu ransel, seperti mau
kuliah!"
"Katanya Bapak X ditinju ya?"
"Babak-belur oi .. ."
"Ha? Babak-belur?"
"Yeah .. ."
"Cuma biru mukanya, babak-belur apa?! H i perbolik
betul kau!"
"Tulang hidungnya patah!"
"Halah, pembunuh sinting begitu, biarlah!"
"Lo, masalahnya dia itu narasumber. Bajingan atau
pahlawan, kita harus tetap sopan dan bertugas mewawan
carai. H abis perkara."
"Nadira tidak bisa menjaga letupan emosinya!"
"Dia tidak bisa menjaga nama m a j alah Tera."
"Tapi pasti diatidak dihukum ... MasTaraterlalu lembek
sama dia."
"Seharusnya dia dirawat d i rumah sakit jiwa, buat apa
punya reporter cerdas kalau sinting dan menghajar nara
sumber?"
"Dia nggak sinting lah."
"Ya, miring lah .. •
.
200