Page 202 - 9 dari Nadira
P. 202
beila ,§). Chudori
"Mas G malah menyuruh aku memasukkan Nadira da
lam tim peliputan Konferensi Non Blok."
Tara menghela nafas.
"Lalu?" aku tak tahu bagaimana harus bereaksi. Aku
tahu, Tara adalah seorang wartawan dan manajer yang baik.
"Ya, aku akan memasukkan dia dalam tim liputan ini.
Problemnya bukan pada kompetensinya, tetapi suasana
hatinya. D i a sangat menyimpan kesedihannya. Suatu hari,
aku khawatir, dia akan meledlak."
Apa yang dikhawatirkan Tara terjadi.
***
Liputan Konferensi Non Blok yang lebih mi rip sebuah pang
i
gung teater dun itu diselenggarakan para reporter dengan
a
baik. Nadira mengerjakannya dengan patuh dan sigap. Ma
tanya yang tajam dan berbinar-binar itu selalu membuat
langkahku berhenti se j enak di lantai tujuh.
D i a melahap semua tugas Tara seperti seorang gembel
yang sudah berpuasa selama berminggu-minggu. Tak peduli
dengan menu makanan, seluruh isi piring ditelan begitu
saja. D i a ingin mengubur Iuka hatinya dengan tugas yang
tak berkesudahan.
Tiga tahun setelah kennatian ibunya, Nadira sudah
memperlakukan kolong mejanya seperti sebuah kamar pri
badi. Semua buku, sepatu, kerta9-kertas dokumen inve9-
tigasi berserakan di kolong meja, seperti seorang gembel
yang memperlakukan kolong jembatan sebagai rumahnya.
Sleeping-bag yang dibentangkan di kolong meja sudah
berwarna merah pudar; tetapi kesedihan Nadira tidak
i
kunjung berlalu. Mas G melarang para redaktur yang n gin
merecoki ketidaklaziman irni. Ketika salah seorang re
daktur mengeluh aroma sleeping-bag Nadira yang sudah
1 9 §