Page 198 - 9 dari Nadira
P. 198
beila � - Chudori
Nadira terlihat pucat dan bingung. i a kernudian pergi
D
rneninggalkan ruang desain tanpa perrnisi.
Aku rnerasa seperti orang paling dungu i dunia.
d
***
Untuk waktu yang cukup lama, aku tak pernah berternu
dengan Nadira. Bahkan aku lupa kehadirannya; sarnpai
akhirnyaaku rnendengar beritayangsungguh rnengguncang.
Padatahun 1991, duatahun setelah Nadira bergabungdengan
kantor ini, ibu Nadir a tewas bun uh diri. Ah ....
Sejak itu, wajah Nadira tak pernah sarna seperti yang
kukenal. Rarnbutnya sernakin berantakan; wajahnya kusut
dan pipinya selalu terdapat jejak air rnata. seolah dia tak
pernah rnernbasuh rnukanya. Kolong rneja kerjanya berubah
rnenjadi ternpat dia rnenyernbunyikan seluruh kesedihannya.
Aku sering rnelihat kaki Nadira yang rnengenakan se
patu kets rnenyernbul dari kol ong rnejanya. I tu tepat sebulan
sesudah kernatian ibu Nadir . di suatu siang di tahun 1991.
a
Aku ingin sekali rnenegurnya, tapi Tara rnenggelengkan ke
palanya. Akhirnya aku duduk dan rnencoba rnenggarnbar
191