Page 196 - 9 dari Nadira
P. 196

beila .§.  Chudori





                 reporter menjadi sahabatnya; sebagian menjadi kritikusnya.
                 Yang belakangan biasanya adalah orang-orang yang rendah

                 diri dan tidak tahu apayang harusdilakukan selain mencerca
                 orang lain yang berhasil melibas mereka.  ltu dunia politik
                 majalah Tera. ltulah dunia politik perkantoran.

                       Dan sudah pasti, itulah yang terjadi ketika Nadira ber­
                 hasil  mewawancarai  Presiden  Cory  Aquino  pada  saat

                 Presiden itu bertahan dari upaya kudeta. Nadira pulang ke
                 Jakarta menerima kritikan yang sama banyaknyadengan pu­
                 jian. Tentu saja Tara dan beberapa redaktur pelaksana me­

                 muji-mujinya,  Nadira seperti biasa, tidak bersuara. H anya
                 matanya  yang  berbinar.  Tetapi  dengan  segera,  matanya

                 kembali redup ketika beberapa redaktur lain menghajarnya
                 di papan otokritik (sebuah papan yang diletakkan di tengah

                 ruang redaksi  yang berisi  berbagai  kritik tentang tulisan
                 majalah Tera yang dianggap kurang bagus).
                       Kini dia duduk  i   lantai delapan, karena dia harus me­
                                          d
                 nyerahkan beberapa hasil foto hasil liputannya di Manila ke
                 bagian Foto.  i a   menggunakan kamera Nikon manual.
                                 D
                       "I ni  pasti  bukan  milik kantor,"  kataku  menghampiri
                 Nadira dan kameranya.
                       "Ya. I ni kamera milik saya." Nadira memegang dan me­

                 mangku kamera itu seperti seorang ibu memangku anaknya.
                       Aku memintaizin memegangkameranyadan mengintip

                 dari balik lensanya. "I ni kamera bagus. Klasik."
                       Nadira tersenyum, dia berdiri dan mengambil filmnya
                 untuk dicuci-cetak bagian filmnya.


                       "Selamat ya ...  •
                       Nadira mengerutkan kening.

                       "Ya, kamu berhasil mewawancarai. ..  •
                       "Oh  itu,  lupakanlah. Tidak penting. •  katanya dengan
                 wajah murung.


                                                   189
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201