Page 192 - 9 dari Nadira
P. 192

beila /D.  Chudori





                 keclatangannya, dia sudah  menjadi bahan  pembicaraan. Aku
                  rasa karena dia sudah di ken al sebagai penulis. A tau bisajuga

                 karena Nadir a sangat ekonomis dengan  kata-kata sehingga
                  dia  memilih  untuk  membaca  saja  daripada  berbincang

                 dengan rekan-rekannya.
                       D  i   dalam  ruang rapat,  Nadira pasti  membawa buku­
                 kali ini dia membawa novel berjudul  November-dan  agen­

                  da  tebal  serta  sebatang  pena.  Selama  Utara  Bayu  mem­
                 perkenalkan  Nadira  kepada  para  reporter,  Nadira  hanya

                 mengangguk dan tersenyum  pada setiap reporter.  Matanya
                 yang  bagus  itu  menatap  papan  tulis  putih  dengan  intens
                 ketika  Tara  menjelaskan  rencana  laporan  utama.  Selama

                 menatap  papan tulis itu,  tangannya tetap  memegang novel
                  itu  dengan er  t ,  seolah  dia takut  bukunya akan melesat  ke­
                                  a
                  luar dari jari-jarinya.
























                       Karena beberapa kawan langsung merubung dan meng­
                 ajaknya  berbincang.  aku  langsung  membatalkan  rencana

                 untuk menanyakan isi buku yang dibacanya.
                       Kali  pertama  kami  ber1tukar  kata  ketika  Nadira  ikut

                 antre di meja panjang, tempat makanan katering disecliakan
                 setiap Jumat dan Sabtu malam. I nilah antrean ular yangter­
                 jadi  di  meja makan  lantai  tujuh  kantor  kami  setiap Jumat


                                                   18§
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197