Page 201 - 9 dari Nadira
P. 201

Sebiloh �isou





                      #Beres?"
                      Utara Bayu,  s e o rang wartawan  serius.  berhidung lan­
                dp, bermata tajam. Jika dia dipaksa untuk ikut pentas wa­

                yang orang,  pasti  dia diminta memerankan Arjuna, meski
                namanya mengandung kata  Bayu.  H idungnya yang lancip
                itu  yang  sering membuat  orang mengira-ngira  di  antara

                pohon keluarga Tara yang penuh dengan nama-nama Jawa,
                pastilah  ada  seorang tuan  atau  noni  Belanda yang sem­
                pat  menikah  dengan  nenek  moyangnya.  Bibirnya  selalu

                terkatup  menyimpan  seluruh  perasaan  dan  kata-kata  di
                dalam tubuhnya. D i a   sekap,  dia gembok,  dan kundnya di­
                lempar kesebuah danau. Seharusnya hanya Nadirayangbisa

                mengambil kunci itu di dasar danau. Tetapi seorang Nadira
                terlalu sibuk dengan tragedi  dalam  hidupnya.  Bagaimana
                mungkin  dia  akan  menyelarn  ke  danau  milik  Tara  dan

                mengubek-ubek kunci hatinya.
                      Mungkin  karena  itu,  seorang  Utara  Bayu  yang  ber­
                hidung landp dan  bermata tajam  dan  cerdas itu,  hingga

                akhir  hayatnya tak  akan  pernah  bisa  menggapai  Nadira.
                D i a   tak akan bisa menyentuh  apalagi memiliki hati Nadir a.
                Tindak-tanduknya yang minim-kata terlalu  mirip dengan
                tingkah laku Nadira.

                      #Apanya yang beres? Mas G minta aku tetap menugas­
                kan Nadira seperti biasa, karena kelihatannya Nadira belum
                mau menghadapi kesedihannya.  i a  maunya kerja dan tidur
                                                        D
                di kolong mejanya."
                      Tara terdiam menatap keluar jendela, mobil-mobil yang
                berseliweran melalui kawasan  Kuningan itu tak peduli de­

                ngan  apapun  yang  terjadi  dengan  kund  yang  dilempar
                Tara ke sebuah danau. Jakarta di tahun 1992 sedang ber­
                benah karena pemerintah akan menjadi tuan rumah sebuah

                perhelatan  dunia.  Puluhan  kepala  negara  akan  hadir  di
                I ndonesia, termasuk Vasser Arafat.


                                                   194
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206