Page 41 - 9 dari Nadira
P. 41
l.:ieilo g,. Chudori
i
Tiba-tiba saja Kakek Suwandi yang selama n i nampak
dingin dan masam saat mengajar kami membaca Quran itu,
kini seperti seorang lelaki tua yang bercahaya. Kepalanya
yangdiselimuti rambut berwa.rna keperakan itu bersinar. Ge
lombang laut yang luar biasa itu kembali mendesak dadaku.
d
Tapi Aryayangtiba-tibasudah muncul i sebelah Kakek
D
kemudian merogoh sesuatu dari kantungnya. i a melempar
kunci mobil landrover tua miliknya. Aku menangkapnya
dan menariktangan Tara. Kami meninggalkan Yu Nina yang
nampaknya masih belum paham apa yang tengah terjadi.
***
Amsterdam, Juli 1957
H W a j a hmu b e r se r i ... seperti .. N
.
Bea membetulkan kondeku dan menjenguk cermin.
Aku melihat wajahku yang mengenakan rias yang sangat
tipis dan rapi. Entah dari mana Bea b e / a j a r membuat
konde se p e r ti ini; dan entah bagaimana J o hanna b i s a
menjahit kebaya putih yang terbuat dari brokat Be/anda
yang harganya paling terjangkau.
nseperti bunga seruni .. , • kata Johanna sambil mema
.
sang bunga seruni itu satu persatu menutupi kondeku.
b
H M e st i n y a kita masih i sa mendapatkan bunga yasmin, •
B e a m e n g g e r utu
H T o lo n g ambi/kan kotak yang biru itu, • kataku pada
J o hanna. Kotak biru be/udru itu adalah kiriman Mama d i
J a karta.
.
H O , Kemala, ini indah sekali .. , N Bea menge/uarkan
seuntai kalung bermata batu turquoise.
Aku mengenakannya sepasang dengan giwangku. S e t e
/ah mematut-matut terakhir kalinya, J o hanna memasang
�1